Pasokan Berlebih Picu Harga Minyak Merosot

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 2,8 persen menjadi US$ 46,77 per barel.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Agu 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 05:00 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia tertekan terutama harga minyak Amerika Serikat (AS) yang turun lebih dari 3 persen. Hal itu lantaran kekhawatiran ada pasokan minyak berlebih.

Pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka turun US$ 1,33 atau 2,8 persen menjadi US$ 46,77 per barel. Harga minyak mentah Brent melemah 91 sen atau 1,8 persen menjadi US$ 49,05.

The US Energi Information Administration (EIA) melaporkan kalau persediaan minyak mentah naik 2,5 juta barel pada pekan lalu. Angka ini di atas perkiraan analis sekitar 500 ribu barel. Selain itu bensin juga meningkat. Sentimen itu menekan harga minyak. Padahal harga minyak sempat naik dalam dua minggu terakhir karena spekulasi pembekuan produksi oleh OPEC.

"Seharusnya harga minyak membaik. Mengacu persediaan pasokan pada musim panas dan ada harapan kenaikan permintaan untuk bahan bakar kendaraan. Namun sebaliknya ada tambahan pasokan. Kemungkinan ada rebalancing permintaan dan persediaan pada kuartal III," jelas Tariq Zahir, Trader di Tyche Capital Advisors seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (25/8/2016).

Sebelumnya harga minyak perlahan bergerak naik pada Agustus 2016. Seiring ada spekulasi negara produsen minyak tergabung dalam OPEC akan menyetujui untuk membatasi produksi minyak.

Namun analis menilai ide pembekuan produksi akan gagal seperti terjadi pada April. Analis memperkirakan anggota OPEC terus produksi minyak dalam jumlah tinggi.

"Saat ini ada berita soal pembekuan produksi minyak tapi kami belum melihat komitmen kuatnya," ujar Olivier Jacob Direktur Pelaksana Petromatrix. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya