Liputan6.com, Padang - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat pada kuartal II tahun 2016 tertinggi di Sumatera yakni mencapai sebesar 5,78 persen. Hanya saja, pertumbuhan ekonomi Sumbar itu tidak berkontribusi banyak terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera yakni baru berkisar 7 persen.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Sumatera Utara sebesar 22,6 persen dengan pertumbuhan ekonomi hanya 5,67 persen, dan Riau berkontribusi 22,1 persen terhadap PDRB Sumatra meski hanya tumbuh 2,4 persen.
Sumatra Selatan berkontribusi 13,2 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,13 persen, Lampung 10,5 persen dengan pertumbuhan 5,21 persen, Kepulauan Riau sebesar 8 persen dengan pertumbuhan ekonomi 5,40 persen.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Puji Atmoko menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat bisa menembus 6 persen jika pemerintah daerah mampu menggenjot pertumbuhan investasi dan konsumsi.
“Kuncinya selain konsumsi, investasi perlu ditingkatkan. Realisasi komitmen investasi yang sudah ada perlu disegerakan," kata Puji Atmoko.
Catatan BI, pertumbuhan ekonomi Sumbar sejak tahun 2014 cenderung turun dari angka 6,08 persen pada 2013. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi Sumbar sebesar 5,86 persen dan kembali turun menjadi 5,41 persen pada 2015. Tahun ini, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumbar berada di kisaran 5,6 persen hingga 6 persen.
Menurutnya, sektor pariwisata, infrastruktur, pertambangan dan energi berpotensi mendorong pertumbuhan investasi di Sumbar.
Sektor Pariwisata
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, sektor pariwisata menjadi prioritas Sumbar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. "Fokusnya pariwisata, di Pessel kita undang investor kembangkan kawasan Mandeh, juga di Mentawai, Solok, dan Kota Padang,” kata Irwan.
Irwan menjamin kemudahan investasi bagi investor tanpa adanya pungutan, serta proses perizinan satu pintu. Saat ini, pihaknya mengklaim lebih dari 100 jenis perizinan melalui satu pintu.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPM & PPT) Sumbar, realisasi investasi asing (PMA) pada paruh pertama 2016 mencapai US$ 14,46 juta atau Rp 1,8 triliun.
Sektor industri pengolahan, agro industri, pertambangan dan energi, kelautan dan perikanan, hotel dan restoran, perkebunan, dan perdagangan mendominasi. Tahun 2015, realisasi investasi mencapai US$ 70 juta (PMA) dan Rp 2,78 triliun realisasi PMDN. (Erinaldi/Gdn)