Kalah di WTO, Paha Ayam Impor Bakal Banjiri Indonesia

WTO baru saja memenangkan gugatan AS dan Selandia Baru terkait pembatasan impor produk makanan dan hewan termasuk daging sapi dan unggas.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Des 2016, 15:19 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 15:19 WIB
Paha Impor dari Amerika Serikat.
Paha Impor dari Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah risiko menghantui Indonesia jika kalah dalam sengketa dagang dengan Amerika Serikat (AS) dan Selandia Baru.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) baru saja memenangkan gugatan AS dan Selandia Baru terkait pembatasan impor produk makanan dan hewan termasuk daging sapi dan unggas.

Ekonom Institute for Development of Ecomics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan, jika Indonesia kalah maka negara ini akan kebanjiran produk dari kedua negara tersebut. Salah satunya paha ayam.

"Kalau melihat sangat buruk dan betul berlaku dan tidak mampu negosiasi baik. Paling buruk kita akan dibanjir impor paha ayam," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (27/12/2016).

Dia mengatakan, harga paha ayam AS memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan Indonesia. Harga paha ayam impor di kisaran Rp 6.000 sementara Indonesia Rp 14.000.

"Harganya memang di sana sangat murah. Paha ayam yang di AS murah bener," ujar dia.

Dia mengatakan, Indonesia memiliki beberapa opsi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Antara lain, menerima putusan tersebut secara bulat, banding, kemudian mutually agreed solution (MAS) atau negosiasi yang disetujui pihak yang berperkara.

Dia menilai, peristiwa ini menjadi pelajaran bagi Indonesia. Negara ini harus memperbaiki kebijakan pengaturan impor.

"Yang pasti kita harus memperbaiki kebijakan pengaturan impor hortikultura dan produk hewan dalam arti luas," tandas dia.(Amd/Nrm)

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya