Upah Buruh Naik, Harga Emas Terjatuh

Harga emas untuk pengiriman Februari ditutup turun 0,7 persen ke level US$ 1.173,40 per troy ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Jan 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2017, 07:12 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh ada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong kejatuhan harga emas ini karena data tenaga kerja AS yang menunjukkan bahwa upah buruh mengalami kenaikan pada kecepatan terkuat dalam delapan tahun terakhir.

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (7/1/2017), harga emas untuk pengiriman Februari ditutup turun 0,7 persen ke level US$ 1.173,40 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Meskipun penciptaan lapangan kerja melampat pada periode Desember lalu dan angka pengangguran masih cukup tinggi, tetapi pertumbuhan upah buruh di AS merupakan yang terkuat sejak 2009 lalu.

Dengan adanya data tenaga kerja terbaru tersebut membuat ekspektasi pasar terharap rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) terus menguat.

Ekspektasi tersebut cenderung membebani harga emas. Alasannya, dengan kenaikan bunga, emas harus bersaing dengan instrumen investasi lainnya yang imbal hasilnya juga mengalami kenaikan akibat kenaikan bunga the Fed.

"Sampai saat ini, dari data-data yang ada memang cukup mendukung the Fed untuk meningkatkan suku bunga," jelas Direktur RBC Capital Management, George Gero.

Ia memperkirakan ke depan inflasi diperkirakan akan terus meningkat. Peningkatan inflasi tersebut juga mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga.

Sedangkan pada perdagangan kemarin, harga emas sempat merangkak naik karena pelemahan nilai tukar dolar AS. Pelemahan dolar AS ini biasanya menjadi tenaga bagi emas untuk meraih kenaikan harga karena lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang di luar dolar AS. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya