Liputan6.com, New York - Harga emas dekati level tertinggi dalam satu bulan terakhir pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga emas ini karena pelemahan dolar AS.
Mengutip Wall Street Journal, Jumat (6/1/2017), harga emas untuk pengiriman Februari ditutup naik 1,4 persen ke angka US$ 1.181,30 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas telah naik lebih dari 2 persen sejak awal tahun atau dalam sepekan terakhir setelah sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam akibat aksi jual investor.
Advertisement
Baca Juga
Di akhir tahun lalu, harga emas tertekan dalam dan menghapus keuntungan sepanjang tahun setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memastikan menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga tersebut memberikan tekanan kepada harga emas.
Sedangkan untuk tahun ini, emas sedikit kembali bersinar karena dolar AS melemah. Wall Street Journal Dolar Index baru-baru ini turun 0,9 persen ke 92,16.
Pelemahan dolar AS ini biasanya menjadi tenaga bagi emas untuk meraih kenaikan harga karena lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang di luar dolar AS.
"Januari biasanya menjadi bulan yang positif bagi harga emas dan mudah-mudahan pada tahun ini juga terjadi," jelas Analis Marex Spectron, London, David Govett.
Dalam rilis pertemuan The Fed yang berlangsung pada Desember lalu menyatakan bahwa terdapat ketidakpastian yang merupakan dampak terpilihnnya Donald Trump.
Dengan adanya ketidakpastian tersebut memberikan kekuatan bagi harga emas untuk merangkak naik. (Gdn/ndw)