Rasio Menabung RI Kalah Dibanding Singapura dan Tiongkok

Peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung dari jumlah uang beredar, namun juga ditentukan luasnya akses ke produk keuangan.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Jan 2017, 10:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2017, 10:30 WIB
Kamu gagal terus dalam hal menabung? Ini solusinya!
Kamu gagal terus dalam hal menabung? Ini solusinya!

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan rasio menabung di Indonesia masih rendah dibandingkan negara di kawasan Asia lain seperti Singapura dan Tiongkok.

Kepala Departemen Pengawasan Bank III OJK Teguh Supangkat‎ mengatakan, ‎rasio menabung di Indonesia berkisar 30,87 persen dari PDB.

Angka ini lebih rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti Tiongkok yang mencapai 48.87 persen, Singapura 46,73 persen dan Korea 35,11 persen.

‎Padahal menurut dia, peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung dari jumlah uang beredar, namun juga ditentukan luasnya akses terhadap produk dan jasa lembaga finansial atau biasa dikenal sebagai inklusi keuangan. Salah satu indikatornya yaitu rasio menabung.

"Budaya menabung merupakan faktor penting untuk menurunkan kesenjangan antara ketersediaan dana dalam negeri dan kebutuhan dana investasi (saving-investment gap)," ujar dia di Jakarta, Jumat (13/1/2017).

Teguh menyatakan, pihaknya telah menggiatkan Program Literasi Keuangan sejak 2014, karena rendahnya inklusi keuangan dan tidak meratanya akses produk dan jasa keuangan di Indonesia.

Pemerintah juga terus mengiatkan Gerakan Nasional Menabung dapat dilakukan di tingkat Provinsi/Kabupaten dan Kota secara berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Bank Sinarmas, Halim mengungkapkan,‎ secara demografis, Indonesia memiliki lebih sedikit penduduk berusia matang (mature) dibandingkan Malaysia, Thailand dan Tiongkok.

Data Bank Dunia menyebutkan, di tiga negara tersebut, penduduk berusia 15 tahun ke atas mencapai lebih dari 75 persen. Sementara di Indonesia, persentase penduduk dewasa berada di bawah kisaran 40 persen.

"Besarnya jumlah penduduk yang belum dewasa akan menjadi bonus demografi yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Oleh sebab itu, pengenalan budaya menabung dan berinvestasi sejak dini merupakan hal yang krusial," kata dia.

Halim menjelaskan, selama ini pihaknya juga terus mendukung upaya pemerintah dalam memperluas akses masyarakat terhada jasa keuangan dan meningkatkan rasio menabung.

Salah satu caranya dengan melakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan membukakan tabungan Simpanan Pelajar (SIMPEL) bagi 4.000 murid Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari 18 institusi pendidikan di Lapangan Panca Arga, Banyurojo Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.‎

‎Hingga saat ini, lanjut Halim, Bank Sinarmas telah membuka 21.066 tabungan SIMPEL dengan nilai mencapai Rp 2,4 miliar. "Kami akan terus meningkatkan edukasi agar para murid gemar menabung melalui SIMPEL," tandas dia. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya