Misi Raja Arab ke Asia Jual Saham Aramco

Dalam kunjungan ini, Raja Arab Saudi tersebut tak sendiri. Ia membawa 1.500 orang termasuk di dalamnya adalah 10 menteri.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Feb 2017, 11:45 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2017, 11:45 WIB
Raja Salman
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz (AFP Photo / Saudi Royal Palace / Bandar Al-Jaloud)

Liputan6.com, Jakarta - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al Saud akan berkunjung ke Asia selama satu bulan. Kedatangan Raja Salman ini membawa beberapa misi. Salah satunya adalah mempromosikan peluang investasi termasuk di dalamnya rencana penawaran saham perdana Saudi Arabian Oil Co atau lebih dikenal dengan nama Saudi Aramco.

Raja Salman yang telah melakukan reformasi ekonomi yang sangat ambisius sejak dua tahun lalu, akan mengunjungi Malaysia, Indonesia, Jepang dan China. Kunjungan ini cukup penting karena akan mempererat hubungan ekonomi antara Arab Saudi dengan Asia.

Dikutip dari The Economic Times, Minggu (26/2/2017), Dalam kunjungan ini, Raja Arab Saudi tersebut tak sendiri. Ia membawa 1.500 orang termasuk di dalamnya adalah 10 menteri. Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih dan salah satu pejabat dari perusahaan minyak pelat merah Saudi Aramco turut serta dalam rombongan tersebut.

Para pejabat Arab Saudi tersebut akan menawarkan saham dari Audi Aramco. Perusahaan tersebut memang akan melepas 5 persen saham dengan target pengumpulan dana sekitar US$ 100 miliar dengan estimasi nilai Saudi Aramco mencapai US$ 2 triliun.

Penawaran saham perdana dari perusahaan minyak ini akan menjadi initial public offering (IPO). terbesar dan memecahkan rekor baru mengalahkan Alibaba. Untuk diketahui, Alibaba melepas saham pada tahun 2014. Aksi korporasi ini menjadi IPO terbesar dalam sejarah pasalnya dana yang dihimpun mencapai US$ 25 miliar. Sampai saat ini aksi IPO Alibaba tersebut merupakan pelepasan saham dengan nilai terbesar di dunia.

Selain menawarkan saham Saudi Aramco, para pejabat dari pemerintahan Arab Saudi juga sedang mengincar bank-bank di Asia agar mau berinvestasi di Arab Saudi untuk mengembangkan industri non minyak. Hal tersebut sebagai usaha dari negara yang merupakan pengekspor minyak mentah terbesar tersebut mengurangi ketergantungan dari pendapatan minyak.

Pada Agustus lalu, Arab Saudi telah menandatangani 15 perjanjian awal dengan CHina untuk membangun proyek perumahan dan juga proyek air. Hal tersebut merupakan salah satu langkah reformasi ekonomi yang dilakukan Arab Saudi. Selain itu, Arab Saudi juga telah membuat kesepakatan investasi dengan SoftBankGroup, bank asal Jepang senilai US4 45 miliar untuk pengembangan teknologi.

Di Malaysia, Saudi Aramco diperkirakan akan menandatangani kesepakatan dengan Petroliam Nasional Bhd (Petronas) untuk pembangunan kilang minyak petrokimia.

Sedangkan di Indonesia, Raja Salman akan berada di Jakarta dan Bali. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, Raja Salman dan rombongannya akan berkunjung ke Jakarta dan Bali dalam rangka investasinya di Indonesia.

"Kalau itu (Raja Salman) lebih karena investasi mereka ke sini," kata Darmin di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Menurut Darmin, Arab Saudi berencana membangun kilang minyak dan pabrik petrokimia di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan juga, investor Arab Saudi kepincut sektor lain untuk kegiatan penanaman modalnya di Indonesia. "Mereka itu kan akan bangun kilang dan petrokimia. Tapi mungkin juga yang lain. Jadi ini urusan investasi," ujarnya. (Gdn/Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya