Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan realisasi penanaman modal di dalam negeri mampu menopang pertumbuhan ekonomi tahun 2017. Diharapkan, separuh investasi berasal dari kontribusi sektor industri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia, Kementerian Perindustrian akan mendorong percepatan dan memfasilitasi insentif bagi pelaku manufaktur yang ingin memperluas usaha.
“Bapak Presiden Joko Widodo meminta kami melihat driver utama apa yang mampu meningkatkan laju perekonomian di tahun ini. Setelah pada 2016, salah satunya melalui tax amnesty untuk pendapatan negara,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (26/2/2017).
Advertisement
Menurut dia, investasi menjadi harapan besar untuk mendongkrak PDB nasional tahun 2017 yang ditargetkan tumbuh sekitar 5,1 persen-5,4 persen. Berdasarkan catatan BKPM, target investasi tahun 2017 sebesar Rp 678 triliun dan tahun 2018 sebesar Rp 863 triliun.
Baca Juga
“Agar ekonomi kita bisa mencapai 5,6 persen, butuh investasi Rp 800 triliun. Dari total investasi, 50 persen akan disumbang dari sektor industri," lanjut dia.
Guna menarik investasi sektor industri di Indonesia, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, melakukan deregulasi, menerbitkan paket kebijakan ekonomi, pembangunan infrastruktur. Selain itu juga pengembangan kawasan industri serta pemberian insentif fiskal berupa tax allowance dan tax holiday.
“Beberapa pelaku industri telah menyatakan minat investasinya tahun ini kepada kami seperti sektor agro, kimia dan logam,” kata dia.
Kemenperin mencatat, mulai tahun 2017-2020 sudah ada 89 proyek investasi dengan nilai mencapai Rp 527,5 triliun dan ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 544 ribu orang. Pada tahun 2016, nilai investasi PMDN sektor industri mencapai Rp 106,78 Triliun atau tumbuh 19,92 persen dibandingkan 2015 sebesar Rp 89,04 triliun.
“Investasi sektor industri tersebut memberikan kontribusi 49,38 persen dari total investasi PMDN tahun 2016 sebesar Rp 216,23 triliun,” ungkap Airlangga.
Sedangkan, untuk nilai investasi PMA, sektor industri tahun 2016 memberikan sumbangan sebesar US$ 16,68 miliar atau meningkat 41,86 persen dibandingkan tahun 2015 yang mencapai US$ 11,76 miliar. Investasi PMA ini memberikan kontribusi 57,61 persen dari total investasi PMA 2016 sebesar US$x 28,96 miliar. “Kami yakin investasi tahun ini akan meningkat karena adanya penurunan harga gas bagi industri,” tandas dia. (Dny/Gdn)