Liputan6.com, Jakarta - Hingar bingar pemilihan kepala daerah (Pilkada) terutama di DKI Jakarta dan polemik PT Freeport Indonesia dinilai tidak mempengaruhi investor dan nasabah untuk berinvestasi. Saat ini investor dan nasabah menanti arah kebijakan bank sentral soal suku bunga dan perkembangan ekonomi untuk menentukan investasinya.
Senior VP Wealth Management Head of Consumer Banking Bank DBS Indonesia Widrawan Hindrawan menuturkan, investor dan nasabah tetap memantau perkembangan informasi. Meski demikian, nasabah dan investor lebih fokus memperhatikan perkembangan makro ekonomi.
“Consideration paling penting pertumbuhan ekonomi tentunya arah kemana suku bunga bergerak. Kalau pertumbuhan ekonomi positif dan arah suku bunga jelas akan menjadi katalis positif,” ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (14/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Lebih lanjut ia menuturkan, kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menjadi fokus perhatian investor dan nasabah. Diperkirakan the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya sekitar 2-3 kali. Dengan ada kenaikan suku bunga the Federal Reserve dapat memberi kepastian di pasar.
“Ekspektasi suku bunga the Fed naik 2-3 kali paling sedikit ke depannya. Kita tidak tahu pada tahun ini namun cara menaikkan sangat terukur. Setiap kali dinaikkan pasar lebih lega dan pasti dalam menentukan investasi,” tutur dia.
Selain itu, nasabah dan investor juga mencermati perkembangan ekonomi Indonesia terutama usai pemerintah membuat kebijakan untuk dorong ekonomi sejak tahun lalu. Apalagi, pemerintah juga sudah mengeluarkan program pengampunan pajak atau tax amnesty untuk menopang ekonomi.
Widrawan menambahkan, laju indeks harga saham gabunan (IHSG) juga menjadi perhatian nasabah dan investor. Hal ini mengingat investasi di pasar modal juga menjadi pertimbangan untuk investasi selain deposito.
Saat ini investasi di Indonesia juga semakin berkembang. Investasi tak hanya lewat saham, obligasi atau surat utang. Kini juga mulai berkembang dana investasi real estate atau disebut DIRE. Lewat program tax amnesty, DIRE ini pun dinilai menjadi salah satu alternatif investasi. Namun investasi ini belum terlalu berkembang di Indonesia.
Berikut wawancara Liputan6.com dengan Senior VP Wealth Management Head of Consumer Banking Bank DBS Indonesia: