Efek Pound Sterling Melemah terhadap Ekonomi Dunia

Penurunan pound sterling usai pemilihan parlemen di Inggris tak sedramatis saat keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jun 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2017, 09:30 WIB
5 pound sterling
5 pound sterling

Liputan6.com, London - Mata uang Inggris pound sterling melemah pada perdagangan Jumat pekan ini tak hanya berdampak terhadap ekonomi domestik Inggris, tetapi juga perusahaan di dunia.

Pound sterling turun terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dari US$ 1,2950 menjadi US$ 1,2635 usai pemilihan Inggris. Namun, akhirnya berada di posisi US$ 1,2755.

Penurunan pound sterling memang tak sedramatis pada tahun lalu usai Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa yang disebut Britain Exit (Brexit). Akan tetapi, penurunan mata uang tersebut dapat berdampak luas terhadap ekonomi.

Berikut efek utama penurunan pound sterling terhadap ekonomi, seperti dikutip dari laman CNBC, Minggu (11/6/2017):

1. Pariwisata

Pound sterling yang tertekan dapat membuat masyarakat yang memegang mata uang lain jadi lebih murah ke Inggris. Kunjungan turis meningkat ke Inggris usai pound sterling melemah imbas pemungutan suara pada tahun lalu.

Tercatat sekitar 37,6 juta orang berkunjung ke Inggris pada 2016 dan menghabiskan 22,5 miliar pound sterling (US$ 29 miliar). Kenaikan kunjungan orang Amerika Serikat ke Inggris naik lebih dari 10 persen.

London menjadi salah satu tujuan untuk berbelanja terutama barang mewah. Melemahnya pound sterling membantu penjualan. Perusahaan seperti Burberry membantu turis berbelanja, sehingga meningkatkan penjualan.

2. Ekspor Inggris

Penurunan pound sterling akan membantu menurunkan biaya ekspor Inggris di seluruh dunia. Para pihak ritel memang memiliki kontrak impor yang panjang untuk menghindari ketidakpastian fluktuasi mata uang. Namun, dalam jangka panjang, kontrak penawaran dapat dinegosiasikan ulang. Dengan pound sterling yang melemah, maka bisa mengurangi biaya barang-barang Inggris yang terjual di seluruh dunia.

Biaya Hidup

3. Biaya hidup

Dengan pound sterling melemah membuat impor menjadi mahal. Ini berdampak terhadap harga mobil dan makanan impor. Sejak jatuhnya pound sterling pada pemungutan suara Brexit tahun lalu, inflasi telah naik cepat dari pada upah di seluruh Inggris. Ini mengikis standar kehidupan masyarakat. Inflasi yang lebih tinggi menggerogoti keuntungan yang didapatkan eksportir.

4. Kesepakatan korporasi

Perusahaan Inggris menjadi target pengambilalihan karena lebih murah. Namun, pihak perusahaan Inggris akan mahal untuk membeli perusahaan asing. Sejak penurunan tajam pound sterling pada tahun lalu, perusahaan Inggris telah didekati dan diambil-alih. Perusahaan perangkat lunak Arm Holdings diambil-alih oleh Softbank Jepang senilai US$ 32 miliar. Baru-baru ini, perusahaan raksasa Unilever juga telah menolak tawaran US$ 143 miliar oleh Kraft Heinz.

5. Penghasilan perusahaan

Penurunan mata uang Inggris akan berdampak otomatis terhadap pendapatan perusahaan. Perusahaan multinasional Inggris, yaitu BP dan Shell, akan mencatatkan pendapatan lebih baik saat dikonversikan pendapatan kembali menjadi pound sterling. Namun bagi perusahaan non-Inggris, pendapatan mereka di Inggris akan terpukul. Beberapa perusahaan telah menaikkan harga dan mengurangi jumlah barang yang dijual di Inggris untuk menghadapi penurunan pendapatan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya