RI Bisa Jadi Negara Industri Maju Seperti Jerman

Dengan roadmap reindustrialisasi diharapkan Indonesia bisa jadi negara industri maju seperti Jerman

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Jun 2017, 10:44 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 10:44 WIB
KEIN arif Budimanta 2
KEIN arif Budimanta 2

Liputan6.com, Jakarta Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) optimistis peta jalan atau roadmap reindustrialisasi mampu membangkitkan kembali industri nasional. Pedoman ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia setara dengan Jerman.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengungkapkan, KEIN memfokuskan pengembangan empat sektor industri prioritas di peta jalan reindustrialisasi, yakni industri pertanian, industri maritim, industri pariwisata, dan industri kreatif.

"Kita melihat empat industri ini dalam satu kluster yang terintegrasi, jadi hulu sampai hilirnya jadi satu," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com di kantor KEIN, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Ada lima pilar strategis kebijakan industrialisasi, yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan teknologi dan daya saing, pengembangan wirausaha, pengembangan iklim usaha, dan pengembangan infrastruktur.

Roadmap reindustrialisasi ini melengkapi dan mempertajam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dari Kementerian Perindustrian. Ada tiga tahapan industrialisasi, yakni tahap fokus kembali (2017-2025), tahap ekspansi (2026-2035), dan tahap akselerasi (2036-2045).

"Apabila ini bisa berjalan dengan baik, maka kontribusi industri ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) bisa mencapai 32 persen di 2045," ucap Mantan Anggota DPR itu.

Melalui roadmap tersebut, Arif optimistis, Indonesia bisa menjadi negara industri yang maju, seperti Jerman pada 2045. Hal ini sesuai dengan visi industrialisasi Indonesia di 2045, yakni menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara industri maju dunia yang berdaya saing tinggi.

"Kita harapkan bisa seperti Jerman," ujarnya.

Menurut Arif, Jerman saat ini menjadi negara industri maju karena mampu mengawinkan teknologi tinggi dengan kebutuhan dasar rakyat. Sehingga kebutuhan dalam negeri tidak mengandalkan impor.

"Kenapa ukuran kita Jerman? Karena Jerman itu sumber daya manusia yang baik, industri manufaktur jalan, ekspornya positif, dan industri UMKM-nya kuat. Paling penting mereka basis sumber daya, jadi 90 persen kebutuhan dalam negeri untuk pangan dipenuhi Jerman sendiri," jelasnya.

Ada 17 kebijakan akselerasi empat sektor industri prioritas itu, yakni kebijakan budaya industri, mutu SDM dengan pendidikan vokasi, ketenagakerjaan hubungan industri, riset dan teknologi, ICT dan digital, perdagangan, kewirausahaan, perizinan investasi, pemasaran, fiskal dan moneter.

Kebijakan lainnya, pembiayaan dan asuransi penjaminan, kelembagaan usaha, produk unggulan, kebijakan lahan dan air, kebijakan energi, transportasi, serta bahan penolong dan bahan modal.

Semua ini harus dilakukan untuk mewujudkan misi industrialisasi Indonesia pada 2045, yaitu, pertama, meningkatkan taraf hidup rakyat yang cukup pangan, sandang, papan, dan SDM yang sehat, cerdas, kreatif, dan memiliki integritas dan karakter mulia sebagai insan Indonesia.

Kedua, melakukan transformasi struktural ekonomi dari pertumbuhan berbasis komoditas primer menjadi nilai tambah produksi yang memiliki daya saing global.

Ketiga, mengembangkan struktur industri yang kokoh, inklusif, dimulai dari pinggiran desa dengan memberi perhatian ke penduduk berpendidikan dan berketrampilan rendah serta mendayagunakan bahan baku lokal.

Terakhir, memperkuat sinergitas peran dunia usaha nasional, seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), koperasi, dan swasta dengan semangat gotong royong yang saling mendukung serta menguntungkan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya