Hingga Mei, Peruri Cetak Laba Usaha Rp 130 Miliar

PT Peruri menargetkan laba bersih Rp 415,2 miliar pada 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Jul 2017, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 10:30 WIB
Logo baru Peruri (Liputan6.com/Septian Deny)
Logo baru Peruri (Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Peruri mencatatkan kenaikan kinerja berdasarkan laporan keuangan sementara hingga Mei 2017. Hingga Mei 2017, pendapatan perseroan mencapai Rp 1,03 triliun.

Direktur Utama Peruri, Prasetio mengungkapkan ‎pendapatan mencapai Rp 1,03 triliun hingga Mei 2017, yakni 28,26 persen dari RKAP, atau naik 47,23 persen dibandingkan Mei 2016 (year on year).

Laba usaha Rp 130,55 miliar hingga Mei, tercapai 22,84 persen dari RKAP, naik 368.38 persen year on year. Laba bersih hingga Mei 2017 tercapai 17,27 persen dari RKAP, naik 923,06 persen year on year.

‎"Transformasi perusahaan terus dijalankan dan saat ini memasuki tahapan eksekusi, baik dalam melakukan modernisasi mesin dan alat produksi, masuk bisnis digital dan pasar internasional," kata Prasetio dalam keterangan tertulis, Kamis (6/7/2017).

Ia menuturkan, RKAP Peruri 2017 cukup menantang. Target pendapatan Rp 3,66 triliun naik 16,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Target laba usaha Rp 572 miliar, naik 46,1 persen dan target laba bersih Rp 415,2 miliar, naik 67,1 persen.

"Semester II 2017 targetnya lebih besar karena beberapa pesanan pencetakan dokumen sekuriti baru diproduksi secara bertahap pada awal semester II," ucapPrasetio.

Sebagai BUMN dengan penugasan khusus sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2006 tentang Peruri, Peruri terus berupaya meningkatkan kualitas produksi agar visi menjadi perusahaan berkelas dunia di bidang integrated secutity printing and system dapat tercapai.

Tantangan yang dihadapi Peruri ke depan, menurut Prasetio tidak ringan. Peruri bukan hanya harus fokus kepada pencetakan uang NKRI dan dokumen sekuriti lainnya seperti paspor, pita cukai, meterai dan dokumen pertanahan, juga dituntut untuk mengembangkan bisnis digital sekuriti sebagai bagian dari pengembangan new wave business perusahaan.

Selain pengembangan new wave business, Peruri juga perlu mengembangkan bisnis internasional agar dapat bersaing di pasar regional dan global untuk mencetak uang negara lain dan dokumen sekuriti lainnya.

"Ini penting agar Peruri mampu menjadi global player seperti BUMN lainnya yang sudah terlebih dahulu go international. Peluangnya cukup besar karena sebelumnya juga pernah mengerjakan pesanan pencetakan uang dan paspor dari negara lain. Ke depan, Peruri akan lebih fokus menangani pasar internasional tersebut," ujar Prasetio.

Terkait dengan penyediaan kertas uang, di dalam RJPP 2017 - 2021 dimaksud sudah tercantum rencana pendirian Pabrik Kertas Uang (PKU).

Saat ini disiapkan studi kelayakannya untuk memenuhi kertas uang domestik maupun internasional. Peruri menyadari pendirian PKU perlu dukungan dari berbagai kalangan, baik Bank Indonesia, Kementerian Perindustrian, dan mitra kerja lainnya. (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya