Data Tenaga Kerja AS Tekan Harga Emas

Penguatan dolar AS membuat minat investor atau pelaku pasar yang menggunakan mata uang lain sedikit turun karena harga emas menjadi mahal.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Agu 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 06:45 WIB
Penguatan dolar AS membuat minat investor atau pelaku pasar yang menggunakan mata uang lain sedikit turun karena harga emas menjadi mahal.
Penguatan dolar AS membuat minat investor atau pelaku pasar yang menggunakan mata uang lain sedikit turun karena harga emas menjadi mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali tertekan dan menuju ke level terendah dalam dua pekan usai pengumuman data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang cukup baik. Data tersebut mendorong penguatan dolar AS dan menekan harga emas.

Mengutip Reuters, Rabu (9/8/2017), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen ke level US$ 1.255,81 per ounce, setelah sebelumnya sempat jatuh ke level lebih rendah yaitu di US$ 1.251,01 per ounce yang merupakan angka terendah sejak 26 Juli.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2 persen dan menetap di US$ 1.262,60 per ounce.

"Kami melihat data tenaga kerja yang membaik membuat dolar AS melonjak sehingga memberikan tekanan ke pasar logam mulia," jelas broker senior dari RJO Futures, Chicago, AS, Philip Steible.

Data tenaga kerja AS untuk Juni lalu menunjukkan rekor tertinggi. Keluarnya data tersebut pada akhir pekan lalu langsung mendorong nilai tukar dolar AS ke posisi yang lebih tinggi.

Penguatan dolar AS membuat minat investor atau pelaku pasar yang menggunakan mata uang lain sedikit turun karena harga emas menjadi lebih mahal.

Namun harga emas mampu sedikit bertahan usai pemerintah Jepang mengeluarkan pernyataan bahwa kemungkinan besar Korea Utara terus mengembangkan hulu ledak nukir. Padahal, negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un tersebut telah mendapat sanksi dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Pemerintah Korut melihat sanksi tersebut sebagai pelanggaran keras terhadap kedaulatan yang disebabkan rencana AS untuk mengisolasi dan Korut," sebut pernyataan resmi Pemerintah Korea Utara. Pyongyang pun memastikan sanksi tersebut tidak akan ampuh membuat mereka mau bernegosiasi terkait program senjata nuklir.

Bukan cuma itu, dengan dijatuhkannya sanksi baru ini, dipastikan tidak bisa menghentikan rencana penguatan kemampuan atom yang sudah direncanakan.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya