Jepang Bakal Beri Dana Hibah Terbesar buat Perikanan Indonesia

Hibah yang diberikan negara lain harus dimasukkan dalam Rencana Prioritas Pinjaman/Hibah Luar Negeri (Green Book) Bappenas.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Okt 2017, 11:16 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 11:16 WIB
Nelayan di Pulau Putri, Sumenep
Suasana Perahu Nelayan di Perairan Pulau Putri (Liputan6.com/Mohamad Fahrul)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada pekan ini. Salah satu agenda yang akan dibahas, yaitu soal bantuan Jepang untuk pengembangan sentra kelautan dan perikanan di 6 titik terluar Indonesia.

Susi mengatakan, nilai hibah yang akan diberikan Jepang sangat besar. Bahkan ini menjadi hibah terbesar yang pernah diberikan sebuah Jepang ke negara lain.

"Hibah terbesar Jepang dalam sejarah. ¥ 1 miliar per titik, ini belum pernah terjadi di sini," ujar dia di Jakarta, Senin (30/10/2017) malam.

Namun rencana hibah ini masih harus menunggu proses birokrasi di Indonesia. Sebab, hibah yang diberikan negara lain harus dimasukkan dalam Rencana Prioritas Pinjaman/Hibah Luar Negeri (Green Book) Bappenas.

"Perlu (masuk Green Book), harus. Sampai saat ini tapi belum keluar (dari Bappenas). Birokrat mungkin susah. Mau terima duit saja susah. Utang cepat-cepat, hibah malah lambat-lambat," kata dia.

Selain itu, dalam kunjungannya ke Jepang, Susi rencananya akan bertemu tujuh menteri di Negeri Sakura dan menjadi pembicara dalam sejumlah seminar.

"Saya mau bicara di forum business woman. Mendapatkan undangan dari Menteri Jepang. Saya ketemu menteri-menteri di sana dan ada seminar saya jadi pembicara. Baru kali ini, in one shot. Baru satu menteri bisa diterima tujuh menteri di sana. Ini baru pertama kali Jepang begitu antusias," dia menandaskan.

Tonton Video Pilihan Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya