Menperin: Perusahaan Semen Thailand Bangun Pabrik Rp 8,1 Triliun

Keberadaan pabrik ini di Indonesia akan memenuhi kebutuhan bahan baku di dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Nov 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2017, 20:00 WIB
siam-cement-130731a.jpg
Ilustrasi Siam Cement

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong realisasi investasi dari manufaktur besar Thailand, Siam Cement Group (SCG), di Indonesia.

Perusahaan asal Negeri Gajah Putih tersebut berencana membangun fasilitas produksi naphtha cracker senilai US$ 600 juta atau setara Rp 8,1 triliun (kurs Rp 13.300) di Cilegon, Banten.

Menurut dia, keberadaan pabrik ini di Indonesia akan memenuhi kebutuhan bahan baku di dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor.

“Kami berharap investasi ini bisa segera terwujud, mengingat pentingnya bagi penguatan industria kimia di Indonesia,” ujar dia seusai melakukan pertemuan dengan CEO SCG Roongote Rangsiyopash dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Bangkok, Thailand, Sabtu (18/11/2017).

Airlangga menyatakan, pemerintah siap memfasilitasi upaya percepatan para pelaku industri yang ingin berekspansi atau menanamkan modalnya di Tanah Air. Misalnya, investor akan mendapat kemudahan perizinan apabila membangun pabriknya di kawasan industri.

“Kalau ingin cepat, sebaiknya investasi dilakukan di kawasan industri karena semua perizinan, rantai pasok, dan infrastruktur penunjang sudah disiapkan di sana. Pemerintah berkomitmen terus menciptakan iklim investasi yang kondusif, salah satunya melalui penerbitan sejumlah paket kebijakan ekonomi," ungkap dia.

Guna mendukung pembangunan industri petrokimia di Indonesia, lanjut dia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memfasilitasi perusahaan untuk memperoleh insentif fiskal seperti tax allowance atau tax holiday.

 

Bangun Industri Petrokimia

Di samping itu, agar lebih berdaya saing, Kemenperin telah mengusulkan industri petrokimia perlu mendapatkan penurunan harga gas karena sebagai sektor pengguna gas terbesar dalam proses produksinya.

Saat ini, Kemenperin memfokuskan industri petrokimia sebagai salah satu sektor yang diprioritaskan pembangunannya di dalam negeri karena berperan penting sebagai pemasok bahan baku bagi banyak manufaktur hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika hingga farmasi.

Lebih lanjut, Airlangga memberikan apresiasi kepada SCG yang sudah berinvestasi di Indonesia selama lebih dari 20 tahun. Perusahaan ini telah menyerap tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung lebih dari 8.000 orang.

Di Indonesia, SCG memiliki tiga lini bisnis, yaitu kimia, material bangunan semen (CBM), dan pengemasan. Pangsa pasar CBM sebesar 56 persen, kimia 42 persen, dan pengemasan dua persen. Total nilai investasi SCG di Indonesia sebesar US$ 1,4 miliar hingga akhir 2016 atau sekitar Rp 18,9 triliun. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya