Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia dihujani banyak keluhan dari para penumpangnya pada Jumat (1/12/2017). Hal ini terkait banyaknya penerbangan yang mengalami keterlambatan.
Seperti diungkapkan salah satu penumpang Garuda Indonesia, Riki (35). Dia sendiri saat ini tengah mengalami delay atau penundaan penerbangan di Bandara Makassar untuk menuju ke Jakarta.
"Di Makassar semua penerbangan Garuda Indonesia delay hingga 1 jam an," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat pekan ini.
Advertisement
Terkait keterlambatan tersebut, petugas layanan Garuda Indonesia sudah mengumumkan apa yang terjadi tersebut kepada para calon penumpang.
Baca Juga
"Saya tanyakan ke petugasnya, tapi petugasnya tidak menginfokan soal kompensasi keterlambatannya, ini karena saya tau saja makanya saya minta kompensasinya, dan mereka menyediakan," tutur Riki.
Hal serupa juga diungkapkan Ananda (31). "Kemarin Garuda di Kuala Namu yang harusnya berangkat jam 8, jam 8 pesawatnya baru dari Jakarta," tambah dia.
Menanggapi hal itu, Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, keterlambatan penerbangan di beberapa lokasi tersebut sebagai dampak dari letusan Gunung Agung di Bali.
Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Lombok kemarin membuat Garuda Indonesia melakukan rotasi pesawat. Alhasil, saat ini penyesuaian Garuda Indonesia pasca dibuka kembalinya dua bandara tersebut, memakan waktu.
"Jadi pesawat yang biasanya ke Bali itu kita terbangkan ke berbagai rute juga, jadi ini sedang proses recovery, makanya ada penerbangan yang delay," tegas dia kepada Liputan6.com.
Untuk itu, pihaknya meminta maaf kepada para penumpang dan tetap memberikam kompensasi keterlambatan sesuai dengan aturan yang berlaku. "Kompensasi tetap kita jalankan, dan kami mohon maaf kepada sejumlah penumpang," ujar dia. (Yas)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bandara Ngurah Rai Kembali Buka
Usai ditutup seiring meletusnya Gunung Agung, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali kembali beroperasi normal mulai Rabu, 29 November 2017 Pukul 14.28 Wita.
Hal ini berdasarkan Notice to Airmen (NOTAM) nomor A4298/17 yang diterbitkan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia.
Keputusan ini diambil setelah digelar rapat di kantor EOC Bali pukul 13.00-14.00 Wita, yang dipimpin Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV sebagai regulator dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.
Dalam rapat tersebut, dipaparkan data-data dari BMKG, Sigmet, MWO UPG, paper test di kantor Otban, kantor AP1, kantor BMKG, serta record data Airnav.
"Secara keseluruhan maka diputuskan Notam Closed Bandara I Gusti Ngurah Rai akan dicabut pada pukul 14.28 Wita (Airport Open). Dengan demikian, penerbangan dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai kembali beroperasi normal," ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, Rabu 29 November 2017.
Dengan kembali dibukanya Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, maka penerbangan dari dan ke Denpasar Bali sudah dapat dilayani. Meski demikian, pihaknya tetap memonitor dengan ketat seluruh perkembangan yang terjadi terkait aktivitas Gunung Agung.
Dia menyampaikan, AirNav terus melakukan koordinasi intensif dengan BMKG dan PVMBG serta pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC). Selain itu, juga dilakukan paper test untuk memantau kondisi di lapangan.
"Adalah tugas kami AirNav Indonesia untuk mengawal keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia. Untuk itu, kami mengupayakan pelayanan maksimal melalui kesiapan fasilitas dan SDM terkait pembukaan kembali Bandara I Gusti Ngurah Rai hari ini," jelas dia.
Selain itu, perusahaan juga membuka crisis center di Jakarta dan di Denpasar untuk terus memonitor seluruh perkembangan 24 jam bersama regulator dan seluruh stakeholder terkait.
"Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi karena kami akan menyampaikan seluruh perkembangan yang terjadi kepada publik," ujar Wisnu.
Advertisement