Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik 3 Bulan ke Depan, Ini Daftarnya

Tarif listrik dalam 3 bulan ke depan tak naik telah menjadi keputusan pemerintah sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Des 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2017, 11:30 WIB
20160413- Tarif Listrik untuk Rumah Tangga-Jakarta- Angga Yuniar
Warga mengecek meteran listrik di rusun tempat tinggalnya, Jakarta, Rabu (13/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menyatakan, tidak ada kenaikan tarif listrik untuk tiga bulan ke depan. Hal ini pun telah menjadi keputusan pemerintah sebagai upaya menjaga daya beli masyarakat.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan,‎ penetapan tarif listrik dilakukan tiga bulan sekali, sama dengan periode tiga bulan terakhir di tahun ini.‎ Dengan begitu, untuk tarif per 1 Januari sampai 31 Maret 2018 tidak berubah.

‎"Kementerian ESDM dan PLN menetapkan bahwa tarif listrik mulai 1 Januari 2018 tidak mengalami perubahan. Tarif ini berlaku hingga Maret 2018," kata Made, di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Dengan ketetapan tersebut, maka besaran tarif listrik rata-rata untuk beberapa pelanggan listrik adalah sebagai berikut:

1. Rumah tangga 450 Volt Amper (VA), tetap sebesar Rp 415 per kilo Watt hour (kWh).

2. Rumah tangga 900 VA tidak mampu, tetap sebesar Rp 586 per kWh.

3. Rumah tangga 900 VA mampu, tetap sebesar Rp 1.352 per kWh.

4. Pelanggan non subsidi (tariff adjustment), tetap sebesar Rp 1.467,28 per kWh.

Made mengungkapkan, alasan keputusan tidak adanya kenaikan tarif listrik untuk tiga bulan ke depan, berdasarkan pertimbangan daya beli masyarakat. Pemerintah harus menjaga agar tarif listrik bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Made, agar keuangan PLN tidak mengalami gangguan atas keputusan tersebut, saat ini perusahaan melakukan berbagai upaya efisiensi.

Efisiensi telah dilakukan PLN pada sejumlah hal, seperti operasional maintenance, transportasi zonasi, hingga menaikkan capacity factor untuk masalah kualitas pembangkit. Upaya ini dilakukan guna menjaga cashflow agar tetap baik.

"Kami mencoba untuk melihat biaya-biaya lain yang bisa kami lakukan efisiensi, kita lakukan. Cashflow kami masih mencukupi untuk kebijakan ini," dia menandaskan.

Listrik dan Harga BBM Tak Naik, PLN Kencangkan Ikat Pinggang

Keputusan pemerintah tidak mengubah harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar subsidi, serta tarif listrik pada periode Januari sampai Maret 2018, membuat PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) mengencangkan ikat pinggang.

Direktur Utama PLN Sofyan Basyir mengatakan, ‎PLN akan terus melakukan efisiensi untuk menjaga agar arus kasnya tetap berjalan normal, ketika tarif listrik untuk golongan subsidi dan nonsubsidi tidak naik.

"Kami mencoba untuk melihat biaya-biaya yang bisa kami lakukan efisiensi kita lakukan. Cash flow-nya masih mencukupi," kata Sofyan, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Sofyan menyebutkan, salah satu langkah efisiensi yang dilakukan PLN adalah dalam pengadaan energi primer sebagai sumber bahan bakar ‎pembangkit listrik, yaitu dengan mencari batu bara kualitas baik dan membuat zonasi dalam pengadaan BBM.

"Itu banyak sekali, BBM zonasi, batu bara, kualitas batu bara juga kita cari yang terbaik. Pokoknya kita lakukan efisiensi yang terbaik," tutur dia.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik melanjutkan, Pertamina juga akan melakukan efisiensi dalam pengadaan minyak. Selain itu, mengubah skema pengadaan agar jauh lebih efisien.

‎"Jadi sama saya kira, kita lakukan efisiensi. kita lihat bisnis model, jadi perubahan-perubahan bisnis model yang biasa kita stok, kita enggak stok lagi. Jadi, nanti pengadaan yang lebih murah dan cash flowlebih baik, ini akan banyak kita lakukan di kilang dan sektor lain," ‎dia memaparkan.

Menurut Elia, Pertamina berusaha agar tetap mendapat laba meski harga Premium dan Solar bersubsidi tidak naik, sementara harga minyak dunia terus mengalami kenaikan.

"Kalau tahun ini secara finansial, Pertamina masih membukukan laba. Kemarin per September masih ada laba US$ 1,99 miliar hampir 2 miliar. Yang sekarang lagi kita jaga itu cash flow supaya tidak ada gangguan," tutup Elia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya