Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengaku telah menggelontorkan dana sekitar Rp 900 miliar untuk mensukseskan pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018.
Hal ini sekaligus membantah kepada beberapa kalangan yang menganggap alokasi dana tersebut terlalu besar hanya untuk mensukseskan satu acara.
"Banyak yang kritik kalau dana Rp 900 miliar itu kita habiskan terlalu banyak, itu tidak benar sama sekali. Itu akan kembali ke kita tidak hanya dalam satu event kok," kata Luhut, saat ditemui Rabu (7/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia mencontohkan, dengan terselenggaranya Annual Meetings IMF-World Bank tersebut akan mendatangkan banyak devisa bagi negara. Hal ini karena akan ada sekitar 20 ribu orang di dunia berkunjung ke Indonesia.
Banyaknya kunjungan wisatawan ke Indonesia tersebut juga menggerakkan ekonomi di Indonesia, khususnya di Bali. Seperti banyaknya hotel di Bali yang sudah banyak dipesan dan para pedagang kuliner yang akan kebanjiran pelanggan.
Yang lebih penting yang ditekankan Luhut, dana tersebut juga untuk memperbaiki berbagai fasilitas di beberapa lokasi wisata, seperti di Labuan Bajo, Banyuwangi dan lain sebagainya.
"Kita perbaiki Labuan Bajo,Banyuwangi, Borobudur. Kita perbaiki semua hal, itu akan mempercantik wisata kita dan ke depan akan semakin banyak wisatawan ke Indonesia. Itu keuntungan jangka panjang yang tidak kita sadari," ujar dia.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut juga meminta dukungan kepada grup Emtek dalam mensukseskan dan mempromosikan pertemuan tahunan IMF-World Bank tersebut. (Yas)
Ada Sidang Tahunan IMF-World Bank, Ekonomi Bali Bakal Tumbuh 6,4 Persen
Sebelumnya, penyelenggaraan Sidang Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali diprediksi memberikan efek positif bagi perekonomian di daerah tersebut.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali Causar Iman Karana mengatakan, perekonomian Bali pada 2018 bisa tumbuh hingga 6,4 persen. Angka ini lebih besar dibanding 2017.
"Kami juga meyakini bahwa pada tahun 2018 itu ekonomi bali akan tumbuh lebih tinggi dibadingkan 2017. Kalau 2017 di terakhir kita mengalami kontraksi 4,01 persen dan total 5,59 persen, 2018 kami meprediksi tumbuh di angka 6-6,4 persen jadi lebih tinggi dari 2017," kata Causar saat ditemui di Bali, Jumat 2 Maret 2018.
Sidang tahunan IMF akan dihadiri oleh 15 ribu delegasi. Bukan tidak mungkin, kata Causar, delegasi tersebut juga bakal sekalian menikmati pariwisata yang ada di Pulau Dewata.
"Ada 188 negara yang akan hadir di sini, dan paling tidak 15 ribu pengunjung yang akan hadir di Bali. Sebagai gambaran ini akan membawa dampak ekonomi yang luar biasa bagi Bali," dia melanjutkan.
Lebih lanjut Causar menjelaskan, sektor pariwisata merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan tingkat perekonomian di Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali yang terkontraksi pada 2017 salah satunya disebabkan oleh erupsi Gunung Agung yang menbuat banyak wisatawan mengurungkan niatnya berplesir.
Sebelumnya, erupsi Gunung Rawung di 2015 juga berdampak besar bagi Bali karena menyebabkan penutupan bandara.
"Mana kala ada sesuatu terkait pariwisata maka ekonomi bali akan drop. Ini juga sudah di lihat dari kejadian-kejadian sebelumnya," ucap dia.
Causar berharap, sidang tahunan IMF dan Bank Dunia ini bukan hanya bisa media promosi Indonesia di mata dunia tapi juga sebagai cara untuk memulihkan perekonomian Bali.
"Oleh karena itu event anual meeting ini buat kami adalah suatu event yang akan memulihkan kembali perekonomian Bali di tahun 2018," pungkas dia.
Advertisement