Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan akan kembali mengekspor salah satu komoditas strategisnya, yakni jagung. Dalam waktu dekat, akan ada 100 ribu ton jagung yang dikirim dari Indonesia menuju Filipina.
"Kita (Kementerian Pertanian) produksi. Kita orientasi ekspor. Besok ekspor jagung ke Filipina," ujar Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengaku sesuai rencana sudah mengekspor 100 ribu ton jagung. Targetnya, jagung yang diekspor total mencapai 300 ribu ton.
Amran mengatakan, selain jagung, Indonesia juga akan mengekspor bawang merah ke enam negara, di antaranya Malaysia dan Filipina.
Meskipun demikian, Amran tidak membeberkan secara lebih rinci rencana ekspor bawang ke enam negara tersebut.
"Kita ekspor bawang merah ke 6 negara. Bawang merah itu (diekspor) ke Malaysia, Filipina dan beberapa Negara lainnya. Ekspor kita naik 24 persen. Naik luar biasa tingginya," dia menandaskan.
Mentan: Dulu Langganan Impor, Kini RI Ekspor Jagung
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman melepas ekspor jagung untuk kedua kalinya selama 2018. Ekspor kali ini sebanyak 60 ribu ton dari total kontrak 100 ribu ton ke Filipina melalui Pelabuhan Makassar.
Amran mengatakan, ekspor jagung merupakan amanah Nawa Cita untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Kementerian Pertanian bersama semua pihak akan terus menggenjot sektor produksi pertanian di Indonesia.
“Jumlah ekpor jagung maupun produksi komoditas lain bisa meningkat. Tahun ini kita siapkan bibit jagung dan pupuknya untuk 3,7 juta hektare (ha) lebih, gratis diberikan kepada petani," ungkap Amran dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Lebih lanjut Amran menekankan, ekspor ini merupakan prestasi besar sehingga menjadi sejarah baru Indonesia. Pasalnya, dulu Indonesia langganan impor jagung, kini berbalik menjadi ekspor.
“Kerja keras petani yang didukung semua pihak ini membuahkan hasil. Pada 2015, Indonesia impor jagung 3,5 juta ton, tapi dengan digenjot program jagungisasi, impor 2016 turun 62 persen dan 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak,” tegas dia.
"Tahun ini, Indonesia sudah ekspor jagung ratusan ribu ton. Seandainya tidak ada program upaya khusus, Indonesia akan impor 4 sampai 5 juta ton,” ucap Amran Sulaiman.
Ekspor jagung di tahun ini dimulai dari Gorontalo sebanyak 57 ribu ton ke Filipina, sekarang ekspor lagi dari Makassar.
“Minggu depan kita ekspor dari Sumbawa, NTB. Target tahun ini minimal 300 ribu ton dan ekspor dari Jawa Timur dan Sulawesi Barat,” imbuh Amran.
Dia mengatakan, produksi jagung tidak hanya berdampak pada penambahan devisa, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan petani. Misalnya, dengan total produksi jagung Sulawesi Selatan (Sulsel) 2,23 juta ton per tahun dan harga Rp 3.150 per kg, diperoleh pendapatan Rp 7 triliun.
“Setelah dikurangi biaya produksi, ya minimal petani jagung Sulsel memperoleh untung Rp 4 triliun hingga 5 triliun. Ini nilai yang sangat besar. Jadi petani dipastikan sejahtera,” papar Amran Sulaiman.
Advertisement