Ketua DPR Ingin Tak Ada Lagi Desa yang Belum Terjangkau Layanan Komunikasi

Salah satu faktor penyebab minimnya akses komunikasi adalah kondisi geografis Indonesia yang merupakan negeri kepulauan.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Mar 2018, 09:46 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 09:46 WIB
20151102-Ilustrasi menara BTS.
Ilustrasi menara BTS. (Liputan6.com/Yudha Gunawan)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR Bambang Soesatyo mendorong operator seluler bisa segera menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Harapannya, agar tidak ada lagi desa yang mengalami blank spot atau tak terjangkau layanan komunikasi.

Bambang mengatakan hal itu guna merespons banyaknya wilayah terpencil yang belum memiliki akses komunikasi. Menurutnya, blank spot akan menghambat kemajuan masyarakat.

“Untuk itu pimpinan DPR meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat regulasi yang mewajibkan provider untuk melakukan subsidi silang blank spot area di daerah-daerah terpencil dengan mendirikan BTS (base transceiver station),” ujar dia, Rabu (27/3/2018).

Legislator Golkar itu menjelaskan, salah satu faktor penyebab minimnya akses komunikasi adalah kondisi geografis Indonesia yang merupakan negeri kepulauan. Karena itu diharapkan Kemenkominfo segera mencari solusi dalam mengatasi minimnya akses komunikasi itu.

Lebih lanjut dia meminta Kemenkominfo melakukan pemetaan secara menyeluruh terhadap atas wilayah-wilayah yang masih minim atau tidak dapat menjangkau akses komunikasi.

“Karena mengingat akses komunikasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing manusia dan ekonomi di era digital,” dia menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Telkomsel Bangun 568 BTS di Desa-Desa Tanpa Sinyal

Operator seluler Telkomsel telah membangun 551 base transceiver station (BTS) di wilayah pedesaan selama tiga tahun terakhir.

Rencananya, operator yang identik dengan warna merah ini akan menambah dan mengoperasikan 17 BTS baru. Dengan demikian, Telkomsel memiliki 568 desa tanpa sinyal di Indonesia.

Dari 568 BTS tersebut, 47 di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang lebih cepat.

Seluruh BTS yang dibangun di desa-desa tanpa sinyal itu tersebar di 14 provinsi, antara lain Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Jumat (23/3/2018), Direktur Network Telkomsel, Bob Apriawan, menyebut kehadiran BTS di desa yang tidak memiliki akses telekomunikasi membuktikan Telkomsel juga ikut membangun daerah yang tidak menguntungkan secara bisnis. Upaya ini juga menunjukkan Telkomsel ikut memajukan seluruh negeri.

"Kami terus berupaya menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek kehidupan," kata Bob.

Pembangunan BTS di desa-desa terisolir ini adalah kerja sama antara Telkomsel dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) guna menyediakan akses komunikasi seluler bagi masyarakat di wilayah yang dikenal dengan Universal Service Obligation (USO).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya