Pertamina Sebar Dividen Rp 8,57 Triliun

Secara umum kinerja operasional Pertamina menunjukkan pertumbuhan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Mei 2018, 16:25 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 16:25 WIB
PT Pertamina
logo pertamina

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) membagikan dividen sebesar Rp 8,57 triliun untuk tahun buku 2017. Pada tahun lalu, mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 18 persen menjadi USD 42,96 miliar setara Rp 599,1 triliun pada 2017, dibandingkan pendapatan audit 2016 sebesar USD 36,49 miliar setara Rp 508,8 triliun (USD 1=Rp 13.945,40). d

Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, ‎pertumbuhan pendapatan dipicu kenaikan penjualan minyak mentah dan produk di dalam negeri maupun ekspor.‎ Meski begitu, 2017 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Pertamina.

"Profil keuangan perseroan masih dipengaruhi oleh tren kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar. Sepanjang 2017, perusahaan tetap berupaya menjaga kinerja keuangan yang positif meskipun terdampak oleh dinamika harga minyak dunia," kata Nicke, di Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Sepanjang 2017, realisasi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) mencapai USD 51,17 per barel. Asumsi ICP berdasarkan Rencana Kerja Perseroan 2017 adalah USD 48 per barel.

Nicke menambahkan, secara umum kinerja operasional Pertamina menunjukkan pertumbuhan. Ini terlihat pada kenaikan produksi migas sekitar 7 persen, dari 650 ribu barel minyak ekuivalen per hari (MBOEPD) pada 2016 menjadi 693 MBOEPD pada 2017.

"Pertumbuhan hulu migas ini dipengaruhi oleh produksi dari Banyu Urip dan naiknya produksi ladang luar negeri Pertamina," dia menuturkan.

 

Produksi Migas

Investasi Migas
Investasi Migas

Pertamina pun mampu meningkatkan produksi panas bumi (geothermal) menjadi 3.900 Giga Watt hour (GWh), atau naik 27 persen, dibanding 2016 sebesar 3.043 GWh. Hal ini disebabkan beroperasinya PLTP Ulubelu Unit 3 dan Unit 4, serta Kamojang.

Pada pengolahan minyak, Perusahaan pun mampu menjaga tingkat kinerjanya. Dimana hasil produk bernilai tinggi (yield valuable product) meningkat 1 persen menjadi 78,1 persen pada 2017, sementara pada 2016 sebesar 77,7 persen. Volume produk bernilai tinggi (volume valuable product) menjadi 253,4 juta barel pada 2017.

“Tahun 2017 telah dilalui dengan cukup baik. Tahun ini akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Pertamina. Sebagai BUMN migas, Pertamina akan menjalankan perannya dalam distribusi BBM, menjaga availability, affordability dan accessibility ke seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Nicke.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya