Pertamina Prediksi Konsumsi BBM Naik 15 Persen pada Lebaran 2018

Pertamina akan menyiapkan tambahan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis gasoline sekitar 15 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Mei 2018, 21:15 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2018, 21:15 WIB
SPBU di Banggai (Dok Foto: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com)
SPBU di Banggai (Dok Foto: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) prediksi ada lonjakan pemudik pada saat Lebaran 2018 yang mencapai sekitar 11-13 persen. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7,67 juta merupakan kendaraan roda dua, dan perkiraan kendaraan roda empat 3,46 juta.

Mengantisipasi hal tersebut, Pertamina akan menyiapkan tambahan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis gasoline sekitar 15 persen.

Plt Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati memaparkan, peningkatan konsumsi BBM pada saat Lebaran 2017 adalah sembilan persen dibanding hari biasa. Meskipun ada kenaikan, ia menambahkan, pasokan yang diberikan masih terhitung lancar.

"Pada Lebaran tahun lalu ada peningkatan konsumsi 9 persen, dan kita memperkirakan tahun ini 15 persen. Kalau tahun lalu (pasokan BBM) saat arus mudik dan arus balik lancar, InsyaAllah tahun ini lebih lancar lagi dengan pasokan yang kita tingkatkan lebih besar lagi," tutur dia di Auditorium Lemdiklat Polri, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Berbanding terbalik dengan BBM jenis gasoline, Pertamina justru bakal menurunkan pasokan solar pada arus mudik kali ini, dari 38 ribu kl pada tahun lalu menjadi 33 ribu kl.

Selain itu, Nicke meneruskan, pihaknya telah menyiapkan 23 titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mobile di sejumlah ruas tol baru yang masih difungsionalkan, belum dioperasikan penuh.

"Termasuk ada tambahan untuk yang mobile dalam bentuk kemasan, baik dalam bentuk kios maupun motor. Jadi totalnya ada 99 titik yang kami siapkan, termasuk 25 SPBU eksisting di rest area tol," tambah dia.

Tidak hanya di dalam tol, ungkap dia, Pertamina juga sudah menyiapkan beberapa kantong KiosK serta penjual BBM kemasan menggunakan sepeda motor di jalan non tol.

"Kita juga siapkan itu di luar tol. Karena jangan sampai tol dijadikan satu-satunya jalan (mudik Lebaran 2018). Jadi, yang non tol kami siapkan juga," kata Nicke.

 

 

Pertamina Resmi Kelola 7 Blok Migas, Negara Raih Rp 7,45 Triliun

20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi mengelola tujuh wilayah kerja (wk) atau blok minyak dan gas bumi (migas). Hal tersebut telah disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, seluruh kontrak wilayah kerja tersebut habis pada 2018. Kemudian diberikan kepada perusahaan afiliasi PT Pertamina (Persero).

"Hari ini ditandatangani wilayah kerja yang kontraknya berakhir, selanjutnya dikelola Pertamina," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 20 April 2018.

Sebenarnya ada delapan blok terminasi yang diserahkan ke Pertamina. Namun, satu blok migas yaitu Blok Tengah digabung pengelolaannya dengan Blok Mahakam.

Tujuh kontrak ini terdiri dari, enam Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja Alih Kelola, yang menggunakan skema kontrak bagi hasil Gross Split dengan kontraktor sekaligus sebagai operator adalah perusahaan afiliasi PT Pertamina (Persero) dengan participating interest 100 persen termasuk participating interest10 persen yang akan ditawarkan kepada BUMD.

Wilayah kerja tersebut adalah Wilayah Kerja Tuban, Wilayah Kerja Ogan Komering, Wilayah Kerja Sanga Sanga, Wilayah Kerja North Sumatra Offshore, Wilayah Kerja Southeast Sumatra dan Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka.

Total bonus tanda tangan (signature bonus) dari penandatanganan tujuh kontrak sebesar USD 33,5 juta atau setara Rp 448,9 miliar. Sedangkan perkiraan total nilai investasi dari pelaksanaan kegiatan komitmen pasti pada tiga tahun pertama adalah sebesar USD 556,45 juta atau setara Rp 7,45 trilliun.

"Selanjutnya kami berharap Pertamina tetap menggunakan tenaga kerja yang bekerja di operator sebelumnya, kemudian biaya yang belum direcover diselesaikan sesingkatnya,” kata dia.

Menurut Djoko, setelah menyerahkan tujuh blok migas dikelola Pertamina, pemerintah memberikan kewenangan ke Pertamina untuk mencari mitra dengan skema bisnis. Selain itu, Pertamina tidak harus menjadi pemilik saham mayoritas dalam mengelola Blok tersebut.

"Ya nanti urusan Pertamina. Sampai saat ini enggak ada keharusan Pertamina jadi mayoritas," ujar dia.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengungkapkan, Pertamina menetapkan kriteria untuk mitra dalam mengelola blok migas tersebut. Kriteria itu menguasai secara teknis industri migas dan keuangan yang kuat."Tentunya ada beberapa kriteria buat Pertamina, kami ingin dapat partner technical compete danfinancial strong," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya