BI Ingatkan Pemerintah Waspadai Kenaikan Harga Minyak Dunia

Bank Indonesia (BI) mengingatkan, sejumlah tantangan yang harus diwaspadai untuk mengendalikan inflasi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Jul 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 20:40 WIB
Rapat Dewan Gubernur BI Memutuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/06). Pada Rapat Dewan Gubernur BI suku bunga Deposit Facility (DF) juga naik 50 bps menjadi 4,50%, (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengingatkan, sejumlah tantangan yang harus diwaspadai untuk mengendalikan inflasi. Meski dari lima tahun lalu inflasi terkendali, bahkan menurun.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo‎ mengatakan, inflasi menurun dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dari 8,3 persen menjadi 3,3 persen hingga Juni 2018. Inflasi diharapkan bisa terkendali di level tiga persen ke depannya.

"Tahun 2019 diharapkan inflasi masih bisa dikendalikan 3,5 persen. 2020 dan seterusnya diharapkan inflasi turun 3 persen," kata Perry, saat menghadiri sarasehan‎ nasional, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Rabu(25/7/2018).

Perry mengatakan, sejumlah tantangan global perlu ‎diwaspadai untuk mengendalikan inflasi, di antaranya kenaikan harga minyak dunia.

Selain itu, ketersediaan pasokan juga masih membuat harga komoditas pangan tinggi. Hal ini dapat menjadi pemicu inflasi meningkat.

"Sejumlah tantangan perlu dicermati. Di dunia global, harga minyak meningkat. Harga komoditas pangan juga masih tinggi," tutur Perry.

Perry mengatakan, ketersediaan pasokan pangan juga perlu ditingkatkan untuk menjaga kestabilan harga. Ini agar harga terkendali, aspek distribusi harus diperhatikan agar terjadi pemeratan pasokan. Selain itu, penggunaan teknologi digital juga perlu dilakukan dan keuangan untuk meningkatkan perekonomian di daerah.

"Kita perlu terus meningkatkan ketersediaan pasokan kita. Distribusi juga jadi aspek penting. Sejumlah daerah surplus pangan, daerah lain defisit pangan," kata dia.

 

BPS: Inflasi Juni 0,59 Persen

Inflasi Bulan Maret 2018 Sebesar 0,20 Persen
Pedagang mengambil bumbu di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi tinggi dibandingkan inflasi Mei 2018 yang sebesar 0,21 persen. Namun ini lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen.

Sementara, untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,90 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,12 persen. "Perkembangan harga komoditas pada Juni menunjukkan adanya peningkatan," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin 2 Juli 2018.

Dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), seluruh kota telah mengalami inflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan terendah terjadi di Medan dan Pekanbaru sebesar 0,01 persen," tambah dia.

Dia melanjutkan, inflasi pada Ramadan 2018 ini lebih rendah dibandingkan 2017 dan 2016 yang masing-masing sama yakni sebesar 0,69 persen.

"Inflasi pada Juni ini terendah. Lebih rendah pada Lebaran, Juni 2017 juga dari posisi bulan Lebaran 2016. Ini merupakan angka yang menggembirakan karena itu kita perlu apresiasi kinerja pemerintah dan BI yang mengantisipasi dan berbagai rencana," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya