AP II Sebar Kopi Gratis ke Penumpang di Terminal III Bandara Soetta

Para petugas customer service mobile di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta membagikan kopi khas Nusantara secara gratis.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 01 Okt 2018, 20:12 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 20:12 WIB
Para petugas customer service mobile Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta membagikan kopi khas Nusantara gratis. (Pramita Tristiawati/Liutan6.com)
Para petugas customer service mobile Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta membagikan kopi khas Nusantara gratis. (Pramita Tristiawati/Liutan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka Hari Kopi Internasional yang jatuh pada Senin ini, PT Angkasa Pura II (Persero) memberikan kejutan spesial kepada pengguna jasa di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Para petugas customer service mobile di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta membagikan kopi khas Nusantara secara gratis. Pengguna jasa dibagikan kopi secara gratis melalui beberapa tenan kopi yang terdapat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Adapun beberapa jenis kopi yang dibagikan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) yaitu Kopi Luwak, Kopi Toraja, Kopi Lanang, Kopi Kintamani, Kopi Aceh Gayo, Kopi Wamena, Kopi Flores Bajawa, dan Kopi Jawa. Seluruh kopi nusantara yang sudah diseduh itu bisa didapatkan pengguna jasa dengan cuma-cuma.

Melalui Hari Kopi Internasional ini, PT Angkasa Pura II yang selalu memberikan service excellent itu, ingin menyampaikan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan penghasil kopi keempat terbesar.

“Negara ini sangat-sangat besar penghasil kopinya. Bahkan kopi gayo asal Aceh rasanya sudah dikenal diseluruh dunia,” ujar Deputy Executive General Manager of Airport Service and Facility, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Eko Prihadi, Senin (1/10/2018).

Selain yang diberikan oleh petugas customer service mobile, para pengguna jasa juga dapat mengambil sendiri kopi di boarding gate 9, Terminal 3.

“Ini cara kami memperingati hari kopi. Semoga para pengguna jasa dapat menikmati kopi yang telah kami sediakan bekerja sama dengan para tenan penyedia kopi,” tuturnya.

 

* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.

 

 

Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekspor Kopi RI Capai USD 776 Juta sampai Juli 2018

Salam Pagi
Ratusan hektare tanaman kopi robusta di lereng Gunung Semeru atau kolesem memasuki panen raya. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan ekspor kopi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kopi bagi perekonomian nasional.

Kemendag mencatat ekspor Kopi Indonesia hingga Bulan Juli 2018 mencapai 266.000 ton dengan nilai USD 776 juta. Sedangkan pada 2017, ekspor Kopi Indonesia mencapai 641.000 ton dengan nilai mencapai USD 1,6 miliar.

Kepala Seksi Tanaman Bahan Penyegar, Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Kementerian Perdagangan, Abdul Rojak mengatakan salah satu langkah yang dilakukan Kemendag adalah dengan terus menyederhanakan aturan terkait impor kopi.

"Dalam rangka membuka regulasi atau ketentuan, kami akan beri kemudahan. Pengaturan ekspor syarat sangat sederhana, tidak perlu menjadi perusahaan besar. Dengan mempunyai legalitas sudah bisa mengekspor yaitu dengan mendaftar sebagai eksportir kopi sementara," kata dia, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Senin (1/10/2018).

Selain itu, Pemerintah juga akan terus mendorong berkembangnya industri hilir sektor kopi. Sehingga Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah saya, tapi juga produk-produk kopi yang bernilai tambah.

"Selalu membuat terobosan, simplifikasi kebijakan tapi juga jangan lupa dalam negeri, nanti yang bagus-bagus diekspor semua. Lakukan pembinaan, agar yang diekspor juga produk-produk kopi, tidak hanya bean (biji kopi) saja ya," ungkapnya.

Pemerintah juga akan melakukan pendampingan teknis terhadap para eksportir terutama dalam pengisian kelengkapan administrasi. Hal ini untuk menghindari salah persepsi dari International Coffee Organization (ICO).

"Harus mengisi form ICO yang benar. Kenapa? Karena saat ini, kopi kita diklaim sudah melebihi dari Brazil padahal tidak. Itu karena kesalahan memasukkan angka-angka yang seharusnya instant, ini kopi mix instan masuk juga ke instan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya