Tarik Modal buat Bangun Tol, Jasa Marga Pakai 5 Skema Pembiayaan

PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan proyek jalan tol yang tergabung dalam Jaringan Jalan Tol Trans Jawa selesai konstruksi pada November 2018.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Okt 2018, 21:12 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2018, 21:12 WIB
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR berupaya untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dari Merak - Banyuwangi sepanjang 1.150 Km pada akhir tahun 2019. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menargetkan proyek jalan tol yang tergabung dalam Jaringan Jalan Tol Trans Jawa selesai konstruksi pada November 2018. Proyek tersebut siap dioperasikan akhir tahun 2018.

"Bulan Desember, ditargetkan Jalan Tol Batang-Semarang 75 km, Semarang-Solo Seksi Salatiga-Kartasura 32 Km, Porong-Gempol 6 Km dan Gempol-Pasuruan 14 Km," tutur Direktur Utama JSMR Desi Arryani di Bontang, Kalimantan Timur (29/10/2018).

Desi menjelaskan, penyelesaian masif proyek jalan tol Jasa Marga telah dipersiapkan secara matang. Berbagai skema inovasi pendanaan pun diluncurkan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan menjaga kinerja keuangan perusahaan.

Untuk mendukung hal tersebut, Vice President Corporate Finance Jasa Marga, Eka Setya Adrianto menyebutkan, Perseroan secara total telah menerbitkan lima skema pendanaan perdana di industri jalan tol. 

Diawali 2017, ada tiga skema pendanaan yang telah diluncurkan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) dan  Global IDR Bond (Komodo Bond). 

Adapun Jasa Marga terus mengupayakan berbagai skema inovasi pendanaan. Hingga Oktober 2018, kata dia, Jasa Marga telah meluncurkan dua skema inovasi pendanaan perdana yaitu Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA). 

"Jadi pendanaan yang dikembangkan oleh Jasa Marga juga memperhatikan karakteristik keuangan masing-masing jalan tol yang diprospek dalam instrumen pendanaan tersebut," ujar dia.

 

 


Kinerja Kuartal III 2018

(Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)
Jalan Tol Manado-Bitung Seksi 2A (Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk di tengah masa ekspansi terhitung dapat menjaga pertumbuhan laba perusahaan sebelum dikurangi bunga utang dan pajak (EBITDA) pada kuartal III 2018 yang mencapai Rp 4,28 triliun, atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Selain itu, Jasa Marga juga mencatat margin EBITDA sebesar 60,1 persen atau lebih besar dari kuartal III 2017, yaitu sebesar 58,9 persen. Hal ini merupakan pencapaian Jasa Marga untuk tetap menjaga kinerja positif.

Menurut paparan kinerja perseroan, Jumat 26 Oktober 2018, pendapatan Jasa Marga dari sisi usaha di luar konstruksi jiga tercatat meningkat 5,1 persen sebesar Rp 7,13 triliun. Angka ini didapat dari kontribusi pendapatan tol senilai Rp 6,63 triliun atau naik 9,4 persen dibandingkan periode sama 2017.

Pendapatan tol ini disumbang oleh pendapatan tol induk sebesar Rp 5,72 triliun atau meningkat 3,7 persen dan pendapatan tol Anak Perusahaan sebesar Rp 913,26 miliar atau meningkat 67,47 persen.

Di sisi usaha lain, Jasa Marga membukukan pendapatan usaha lain sebesar Rp 494,36 miliar. Sementara itu, di tengah mulai beroperasinya ruas-ruas jalan tol baru, laba bersih Jasa Marga pada triwulan III 2018 juga tetap terjaga, yakni sebesar Rp1,77 triliun.

Seluruh capaian tersebut tidak terlepas dari inovasi berkesinambungan yang dilakukan oleh perseroan. Inovasi yang dimaksud juga termasuk dari aspek skema pendanaan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya