Liputan6.com, Jakarta Harga telur ayam negeri di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terus naik dalam beberapa pekan terakhir. Hingga Jumat (15/11/2018) ini, harga telur ayam mencapai Rp 24 ribu per kilogram (kg).
Herman (29), pedagang telur di Pasar Kebayoran Lama mengatakan, kenaikan harga ini baru saja terjadi pagi tadi. "Telur ayam sekarang Rp 24 ribu (per kg), naik tadi pagi. Tadinya Rp 21 ribu (per kg)," ucap dia kepada Liputan6.com, Jumat (16/11/2018).
Hal senada diungkapkan Udin (19), penjual telur di pasar yang sama. Dia mengaku, tidak mengetahui alasan pasti kenapa harga telur ayam dalam negeri bisa terus naik dalam waktu yang berdekatan.
Advertisement
"Ya hari ini naik jadi Rp 24 ribu per kg. Tadinya saya jual Rp 23 ribu per kg. (Kenapa naik?) paling bentar lagi mau Natalan," sebut dia.
Ketidakstabilan harga jual telur ayam di Pasar Kebayoran Lama ini sudah terlihat sejak beberapa hari lalu. Seperti yang pernah diutarakan Herman, yang menuturkan harga telur naik-turun.
"Telur ayam dalam negeri sekarang Rp 22 ribu per kg. Sudah dua hari (naik). Tadinya Rp 20 ribu per kg. Hari ini bakal turun lagi Rp 21 ribu per kg, tapi barangnya belum masuk," ujar dia, Senin 5 November 2018.
Namun begitu, flukuasi harga telur ayam dalam negeri tidak terjadi pada komoditas telur puyuh. Herman dan Udin kompak menurunkan harga telur puyuh sejak dua hari lalu menjadi Rp 30 ribu per kg, dari sebelumnya Rp 32 ribu per kg.
Sementara untuk dua produk telur lainnya yakni telur ayam kampung dan telur bebek secara harga masih belum berubah.
Herman menawarkan telur ayam kampung Rp 1.800 per butir, sedangkan Udin Rp 2 ribu per butir. Di lain sisi, keduanya menjual telur bebek dalam rentang harga yang sama, yaitu Rp 2.300 per butir.
Dalam 3 Tahun, Ekspor Sektor Peternakan RI Capai Rp 30 Triliun
Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan dalam 3 tahun terakhir, nilai ekspor di sektor peternakan mencapai Rp 30,15 triliun. Angka ini diharapkan terus mengalami peningkatan tiap tahun.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun lalu, capaian nilai ekspor komoditas sektor peternakan ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliun. ‎Angka ini naik 14,85 persen dibandingkan 2016.
"Nilai yang telah diraih pada tahun 2017 diharapkan mampu bertambah secara signifikan baik dari nilai maupun volume ekspor," ujar dia di Jakarta, Senin (12/11/2018).
Baca Juga
Sementara, berdasarkan data realisasi rekomendasi ekspor Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, capaian ekspor peternakan dan kesehatan hewan pada periode 2015 hingga semester I 2018 mencapai Rp 30,15 Triliun.
Kontribusi ekspor terbesar pada kelompok obat hewan yang mencapai Rp 21,58 triliun ke 87 negara tujuan ekspor. Selanjutnya ekspor babi ke Singapura sebesar Rp 3,05 triliun, susu dan olahannya sebesar Rp 2,32 triliun ke 31 negara.
Kemudian, ekspor bahan pakan ternak asal tumbuhan sebanyak Rp 2,04 triliun ke 14 negara, produki hewan non pangan, telur ayam tetas, daging dan produk olahannya, pakan ternak, kambing/domba, DOC dan semen beku.
"Kebijakan Kementan untuk mewujudkan Indonesia pada tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan di Dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan. Capaian ekspor sektor peternakan di Indonesia cukup fantastis," ungkap dia.
Â
Advertisement