PLN: 130 Gardu Tiang Padam Akibat Tsunami Anyer

PLN sudah mengirim sejumlah tim untuk memeriksa kondisi di wilayah yang terkena tsunami di Pandeglang, Banten.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 23 Des 2018, 08:48 WIB
Diterbitkan 23 Des 2018, 08:48 WIB
20150812-Pasukan Elite PLN-Jakarta
Pasukan Elit PLN. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Bencana tsunami yang melanda Pantai Anyer, Pandeglang Banten dan daerah sekitarnya membuat kerusakan sejumlah fasilitas kelistrikan di wilayah tersebut.

Direktur PLN Regional Jawa Barat Haryanto WS menyebutkan sebanyak 130 gardu tiang padam saat tsunami melanda pada Sabtu malam (22/12/2018). "Gardu-gardu kecil yang di depan rumah 100 kva, 50 kva ada yang roboh dan rusak," jelas dia kepada Liputan6.com, Minggu (23/12/2018).

Dia mengatakan saat ini PLN sudah mengirim sejumlah tim untuk memeriksa kondisi di wilayah yang terkena tsunami tersebut. Hingga kini listrik masih padam di daerah Tanjung Lesung.

"Kami sudah mengirimkan tim dari Jakarta dan sekarang sudah di lokasi," dia menandaskan.

Sebelumnya Indira Rezkisari atau Kiki (38) merupakan warga Tangerang Selatan menjadi saksi terjangan gelombang tsunami, yang terjadi di Pantai Anyer dan Pantai Pesisir Lampung pada Sabtu (22/12/2018).

Dia mengakui jika kondisi gelap gulita karena listrik padam sesaat tsunami menerjang.

Dia bersama keluarga tengah mengungsi di perumahan warga yang berjarak beberapa kilometer (km), dari tempatnya awal menginap di Wisma Kompas Karangbolong.

Tsunami diketahui dari suara dentuman keras yang terdengar pada pukul 21.30 WIB malam.  "Waktu itu awalnya denger suara besar bummm, terus lihat di kaca kamar kok banyak air. Saya kira air hujan banjir, tapi ternyata enggak," jelas dia kepada Liputan6.com.

Kiki menceritakan sesaat usai mengetahui jika terjadi tsunami, dirinya, suami dan kedua anaknya segera mengungsi.

Kiki dan keluarga berupaya mengungsi dengan kendaraan. Namun saat melaju dengan kendaraan tampak banyak reruntuhan memenuhi jalan. Ini membuat kendaraan Kiki dan keluarga tidak bisa melalui jalan.

Ditambah kondisi gelap gulita semakin menyulitkan kendaraannya lewat. Akhirnya dia dan keluarga memutuskan berhenti tak melanjutkan perjalanan. Hingga kemudian datang warga setempat, yang membantunya mengungsi.

Sebelumnya saat di tempatnya menginap, dia juga melihat jika tembok pagar tampak hancur akibat kena terjangan air.

Selain reruntuhan di jalan, beberapa kendaraan tampak rusak dan air masih menggenang sesaat usai tsunami menerjang.

Saat ini Kiki masih mengungsi di rumah warga hingga menunggu transportasi menuju Jakarta.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya