Liputan6.com, Jakarta - Apa jadinya bila warung kelontong atau tradisional dipertemukan bahkan dimodali oleh mini market atau waralaba?
Nah, ternyata ada perusahaan rintisan peer to peer lending (P2P Lending) yang bergerak untuk mempertemukan pemodal dan peminjam, tapi bukan dalam bentuk uang tunai.
Menggandeng ritel Alfamart, Toko Modal aktif menjadi jembatan antara toko kelontong dengan Alfamart sebagai retail dalam hal modal pengadaan barang.
Advertisement
Baca Juga
"Prinsipnya, kami mempertemukan pemodal dengan pedagang mikro atau UMKM," ujar Chris Antonius, Co-Founder Tokomodal.co.id, di Kantor Alfamart, Jalan Jendral Sudirman, Cikokol, Kota Tangerang, Rabu (23/1/2019).
Baru empat bulan berjalan secara aktif, sudah ada 600 pemodal yang bergabung dalam aplikasi support android itu. Mereka siap mendanai sekitar 8 ribu lebih warung kecil binaan Alfamart atau yang biasa disebut Outlet Binaan Alfamart (OBA).
"Membernya itu sekitar 40 ribu, jadi dalam kurun tiga bulan kita sudah menggaet sekitar 8 ribu lebih di antaranya. Dan 2019 ini, kami optimis akan terus bertambah," tutur Chris.
Untuk bisa dimodali, pemilik warung kelontong dipastikan terdaftar sebagai anggota OBA, kemudian harus memiliki aplikasi Tokomodal di androidnya. Lalu, mengisi data diri sebagai peminjam, lalu tunggu petugas MRO dari Alfamart.
Setelah disurvei dan mengisi kembali form persetujuan menjadi anggota, pemilik warung akan diberikan platform atau batas minimal dan maksimal pembelanjaan. Yakni minimal berbelanja Rp 300 ribu dan maksimal Rp 4,5 juta dalam sekali belanja.
Lalu, pemilik warung kelontong tinggal memilih barang belanjaan yang akan dibeli di Alfamart. Setelah di total dan diinput di aplikasi tersebut, tinggal menunggu pemodal menyetujui jumlah tagihan belanja.
"Tidak lama, hitungannya detik. Ketika disetujui, hari itu juga barang belanjaan akan di antar," tutur Chris.
Cara Pembayaran
Untuk pembayarannya, akan tidak jatuh tempo atau tidak pada saat hari itu dibayar. Pengelola akan memberi tenggat sampai 7 hari dengan bebas bunga dan tanpa dana tambahan, lalu jika tidak bisa akan diberi toleransi dua hari atau hingga hari ke sembilan.
Bila tetap tidak bisa melunasi, maka pada hari ke 10 akan dikenakan pinalti 0,1 persen per hari.
Dia menuturkan, dengan melihat potensi pasar sebanyak 40 ribu lebih anggota binaan Alfamart yang kemungkinan besar terus bertambah, nilai transaksi yang dihasilkan pun juga akan terus meningkat.
Contohnya, dalam tiga bulan pertamanya saja, ada Rp 134,7 miliar. "Misal kita hitung rata-rata Rp 65 miliar per bulan, maka, tidak menutup kemungkinan 2019 ini akan ada transaksi sekitar Rp 1 triliun lebih," ujarnya.
Chris pun menargetkan akan lebih banyak toko kelontong binaan Alfamart yang bergabung. Sehingga, semakin banyak lagi pedagang kecil atau mikro yang terbantu dan berkembang bersama ritel atau waralaba.
Sementara, salah seorang OBA yakni, Saiful mengatakan, meski harga barang yang terdapat pada Toko Modal lebih mahal Rp 100-500 bila dibandingkan agen, tapi dengan sistem tersebut masih untung 25 persen lebih.
"Omzet saya sehari itu bisa Rp 5 juta bila hari biasa, belum kalau ramai. Makanya kalau transaksi ke Tokomodal itu minta tiap hari dikirim barang," kata pria yang memiliki warung di Cikokol, Kota Tangerang itu. (Pramita Tristiawati)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement