Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat pada pekan ini.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat dari posisi 14.153 pada 12 April 2019 menjadi 14.067 pada 15 April 2019.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 0,24 persen ke posisi 14.085 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. Dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di kisaran 14.120 per dolar AS.
Advertisement
Saat ini rupiah bergerak di posisi 14.067 per dolar AS. Sepanjang Senin pekan ini, rupiah bergerak di kisaran 14.065-14.085 per dolar AS. Demikian mengutip laman Antara, Senin (15/4/2019).
Ekonom UI, Lana Soelistianingsi menuturkan, penguatan rupiah terjadi jelang pengumuman neraca perdagangan pada Senin siang.
“Dengan volume yang diperkirakan tetap, kemungkinan defisit neraca perdagangan Maret 2019 yang akan diumumkan hari senin ini akan membaik,” ujar Lana.
Sementara itu, seiring kesepakatan perang dagang yang sedang menuju proses kesepakatan, harga barang ekspor dan impor AS tercatat naik.
Indeks harga ekspor AS untuk Maret 2019 naik 0,7 persen (bulan ke bulan) di atas ekspektasi pasar 0,2 persen. Kenaikan terutama dipicu oleh naiknya harga produk nonpertanian dan pertanian.
Sementara indeks harga impor tercatat aik 0,6 persen, juga di atas ekspektasi pasar 0,4 persen. Kenaikan terutama berasal dari harga minyak mentah. Lana memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran 14.120-14.150 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Neraca Dagang Surplus USD 540 Juta pada Maret 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 0,54 miliar pada Maret 2019.
Surplus ini berasal dari ekspor sebesar USD 14,03 miliar dan impor sebesar USD 13,49 miliar. "Neraca perdagangan surplus USD 0,54 miliar atau sekitar USD 540 juta," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin, 15 April 2019.
Suhariyanto mengatakan, surplus ini berasal dari sektor nonmigas. Sementara sektor migas Indonesia mesih menyumbang defisit. "Surplus sebagian besar didukung oleh ekspor non migas, sedangkan migas masih defisit," ujar dia.
Dari sisi impor, Indonesia pada Maret 2019 mencatatkan impor sebesar USD 13,49 miliar. Angka ini naik jika dibandingkan dengan Februari 2019 sebesar USD 10,31 miliar.
"Meski demikian, posisi impor pada Maret ini mengalami penurunan jika dibandingkan secara year on year yaitu pada Maret 2018 sebesar 6,67 persen," tutur dia.
Advertisement