Menhub: Jakarta-Semarang Hanya 6 Jam Saat Mudik 2019

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengaku mendapat respons positif dari masyarakat terkait kelancaran arus mudik 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2019, 17:49 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2019, 17:49 WIB
(Foto: Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu)
Menhub Budi Karya Sumadi kunjungan kerja ke Gerbang Tol Cikampek Utama pada Jumat, 7 Juni 2019 (Foto: Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengaku mendapat respons positif dari masyarakat terkait kelancaran arus mudik 2019.

Salah satunya adalah rute Jakarta-Semarang. Dia mengungkapkan, perjalanan mudik dari Ibu Kota menuju Semarang hanya memakan waktu 6 jam pada mudik Lebaran 2019.

"Kita juga melihat bahwa kalau kita pelajari Jakarta - Semarang, Jakarta sampai Cikampek katakanlah 1,5 jam, dari Cikampek sampai ke Semarang kira-kira 3,5 jam, jadi 5 jam, di dalam Jakarta mungkin 1 jam jadi 6 jam," kata dia saat melakukan kunjungan di Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019).

Dia menyatakan, hal itu menjadi kebahagiaan bagi masyarakat dan merupakan sebuah capaian yang positif.

"Ini satu lompatan yang banyak diberikan kegembiraan dari masyarakat," ujar dia.

Hal ini dikatakannya akan dijadikan cambuk bagi pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan untuk terus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

"Oleh karenanya ini juga menjadi satu pelajaran kita untuk meningkatkan apa yang harus kita lakukan," ujar dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Angka Kecelakaan Mudik Turun 62 Persen

Kecelakaan Saat Mudik
© Merdeka

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada hal yang menggembirakan dari mudik Lebaran 2019.

Yakni menurunnya angka kecelakaan lalu lintas secara keseluruhan dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan angka kecelakaan cukup signifikan, mencapai angka 62 persen. Kondisi tersebut juga diikuti dengan turunnya jumlah korban meninggal dunia pada saat mudik.

"Angka kecelakaan turun dari 1178 menjadi 446 atau 62 persen, dan yang kedua adalah angka korban meninggal dunia dari 254 menjadi 105 atau turun 59 persen," kata dia dalam acara konfrensi pers di Cikampek Utama, Jawa Barat, Jumat (7/6/2019).

Dia menegaskan, setiap tahun yang menjadi tantangan pada saat periode mudik Lebaran adalah terkait keselamatan.

"Jadi itu adalah satu tantangan yang waktu itu saya sampaikan, kalau kemacetan InsyaAllah bisa kita atasi. Tetapi kalau berkaitan dengan keselamatan, itu tantangan," ujar dia.

Oleh karena itu, Budi mengaku sangat mengapresiasi semua pihak atas kerja keras dan semua upaya sehingga jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia menurun drastis di tahun ini.

Turunnya angka kecelakaan tersebut disebutkan sebagai dampak dari banyaknya program mudik gratis sehingga terjadi peralihan dari pemudik dengan roda dua atau sepede motor.

Lantaran, selama ini insiden kecelakaan lalu lintas saat periode mudik terjadi didominasi oleh pengendara sepeda motor. "Rupanya tantangan ini bisa diatasi, tapi kita tidak boleh lengah sekarang kita masih ada 5-6 hari ke depan (arus balik)," ujar dia.

Tanggapan Pengamat

Kecelakaan mobil di Cipali
Salah satu kendaraan mengalami rusak setelah kecelakaan yang terjadi di uas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dari arah Cikampek menuju Palimanan tepatnya di kilometer 119, Minggu (2/6/2019). (Dok. Basarnas)

Sebelumnya, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai pemerintah cukup berhasil menyelenggarakan mudik aman dan lancar pada Lebaran tahun ini. Itu dibuktikan dengan turunnya angka kecelakaan lalu lintas selama periode mudik 2019.

Selama H-7 hingga H-3 Lebaran, data angka kecelakaan dari Korlantas Polri menyebutkan terjadi 703 kejadian (2018) menjadi 284 kejadian (2019) atau terjadi penurunan sebesar 60 persen.

"Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaran mudik ialah menurunnya angka kecelakaan lalu lintas," terangnya seperti ditulis, Kamis, 6 Juni 2019.

Dia menambahkan, menurunnya angka kecelakaan dapat diartikan dengan meningkatnya kesadaran berlalu lintas, ketersediaan infrastruktur yang makin membaik dan penetapan sejumlah strategi manajemen rekayasa lalu lintas yang diterapkan.

"Dapat dikatakan tahun ini lebih nyaman ketimbang tahun lalu. Juga ternasuk kesiapan jalan nasional, provinsi dan kabupaten serta kota yang semakin membaik yang dilengkapi rambu, marka dan penerangan jalan umum," ujarnya.

Sementara itu, Tol Trans Jawa kini juga sudah terhubung dari Merak hingga Probolinggo dan bercabang hingga Malang. Meski Tol Trans Sumatera kini belum terhubung penuh, namun sudah dapat digunakan hingga Palembang dari Bakauheni dan dapat membantu pemudik yang tidak mampu beli tiket pesawat dari Jakarta ke Palembang

"Waktu tempuh hingga ke Solo dan sekitarnya, dua tahun lalu minimal 30 jam. Sejak tahun lalu sudah bisa 10 jam. Untuk kondisi normal hanya sekitar 7 jam menggunakan Tol Trans Jawa," paparnya.

Djoko menambahkan, penyelenggaraan angkutan Merak-Bakauheni juga semakin baik dengan adanya dermaga eksekutif dengan kapal khusus kapasitas besar. Dengan berangkat dari dermaga eksekutif bisa 1 jam untuk menyeberang Selat Sunda selebar 15 mil.

Kata dia, meningkatnya harga tiket pesawat udara juga menyebabkan meningginya permintaan pemudik pada penggunaan kapal laut.

"Ada peningkatan cukup signifikan, info terakhir meningkat sekitar 40 persen. Peningkatan sebesar ini membuat kedodoran juga operator kapal laut," ucapnya.

Kendati demikian, kedepan pemerintah menurut dia harus semakin serius memperbaiki transportasi di sektor laut tersebut.

"Kapal laut dan pelabuhan harus berbenah segera. Dapat meniru apa yang sudah diselenggarakan di perkeretaapian. Layanan penumpang di stasiun KA Ekonomi tidak jauh beda dengan stasiun KA Eksekutif," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya