Apindo: Presiden Jokowi Minta Pengusaha Investasi Hotel di Mandalika

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pengusaha properti ikut membantu hotel di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2019, 20:37 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2019, 20:37 WIB
PHRI
Ketua Umum PHRI, Hariyadi B.Sukamdani. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pengusaha properti ikut membantu hotel di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Intinya Presiden meminta kami untuk membantu di Mandalika, untuk hotel. Jadi di sana itu hotel kurang baru tiga (hotel) yang ada," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani, di lingkungan Istana Presiden, seperti dikutip dari laman Antara, Selasa (25/6/2019).

Haryadi bertemu Presiden Jokowi bersama sejumlah pengusaha properti antara lain pendiri dan pemilik grup Mayapada Dato Sri Tahir, pemilik CT Corp, Managing Director Gandhi Sulistyanto, CEO Sinarmas Land Ltd Mochtar Widjaja, pemilik grup MNC Hary Tanoesoedibjo, pemilik grup Djarum Robert Budi Hartono, pendiri dan pimpinan Rajawali Corpora Peter Sondakh, pemilik dan pendiri grup Mulia Eka Tjandranegara, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M.Mansoer dan sejumlah pengusaha lainnya.

Pada Mei 2019, Presiden Jokowi menyampaikan rencana pembangunan sirkuit MotoGP yang akan dilangsungkan pada 2021. Sirkuit itu ditargetkan dapat selesai pada 2020.

"Nah ini dengan ada rencana MotoGP dan juga F1. Saya juga baru dengar itu ternyata Pak Jokowi ada pembicaraan kalau tidak salah di Osaka, dengan siapa itu, pemegang haknya F1 bahwa akan menghadirkan F1 juga di sana (Mandalika), tapi karena kekurangan hotel, mereka minta kita-kita pengusaha ini investasi hotel dan properti," tutur Hariyadi.

Akan tetapi, Hariyadi mengaku sejumlah hambatan untuk mengembangkan Lombok antara lain terkait dengan budaya maupun fasilitas pariwisata lainnya.

"Harus ada atraksinya, nanti ada MotoGP, F1, saya pikir bagus. Kami pemain pariwisata berpikir untuk menarik wisatawan ke sana, jadi memang harus didorong. Sekarang bandara sudah dibangun di sana," kata Hariyadi.

Periode untuk membangun selama dua tahun dari 2019-2021, menurut Hariyadi, cukup asalkan dikemas dengan menarik.

"InsyaAllah cukup. Sekarang memang ujungnya kembali lagi, menarik tidak? Ramai tidak yang datang? Hal itu juga yang selama ini kami sebagai pemain di properti berpikir, kira-kira Mandalika ini masuk tidak ya," kata Hariyadi.

Hal lain yang perlu dipikirkan, misalnya mengenai branding pariwisata di NTB yang sebelumnya disebut sebagai wisata syariah dan wisata halal.

"Wah itu membatasi, pilihan terhadap restoran halal, hotel halal, atau moslem friendly itu pasti ada, tapi tidak di-branding seperti itu jangan sampai kita membatasi potensi yang ada," kata Hariyadi.

Ia mengusulkan, perlu ada target pengunjung yang perlu dipikirkan dalam jangka panjang.

"Contohnya, kita menyasar ke resort, kalangan pensiunan, orang retirement dari Jepang, umur 70-an tahun masih produktif sekali, seperti itu mungkin bisa digarap untuk menjaga okupansi lebih baik dan punya daya tarik yang lebih besar karena senior citizen itu pasti ditengokin sama anak cucunya," ujar Hariyadi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Undang Pengusaha ke Istana, Jokowi Promosikan KEK Mandalika

Jokowi saat Peresmian KEK Mandalika di Lombok
Jokowi saat Peresmian KEK Mandalika di Lombok

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang sejumlah pengusaha ke Istana Merdeka, Jakarta untuk mempromosikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalikadi Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka di antaranya Robert Budi Hartono, Dato Sri Tahir, Chairul Tanjung, Peter Sondakh, Eka Tjandra, Muchtar Wijaya, dan Hary Tanoesoedibjo.

Direktur Utama PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Abdulbar M Mansoer juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Dia mengatakan, Jokowi mengajak pengusaha untuk menanamkan modalnya di KEK Mandalika.

"Jadi intinya, Presiden menyatakan Mandalika is open for business untuk pengusaha besar dalam negeri," kata Abdulbar di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019.

Abdulbar menjelaskan, dalam pertemuan belum ada komitmen serius dari pengusaha untuk menanamkan modal di KEK Mandalika. Namun tidak tertutup kemungkinan hal tersebut dibahas di lain kesempatan.

"Nanti mereka akan kita kontak-kontak lagi. Tadi Presiden minta kita proaktif ke sana," ujarnya.

Mandalika akan menjadi tuan rumah perhelatan balapan kelas dunia MotoGP pada tahun 2021 mendatang. Mendukung penyelenggaraan tersebut, pemerintah telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 450 miliar.

Dana tersebut digunakan untuk pembangunan jalan sepanjang 11 KM dan pengelolaan air bersih. Tahun ini, kata Abdulbar, ada sebesar Rp 1,6 triliun anggaran yang akan dialokasikan untuk pembangunan drainase, pengelolaan air, limbah dan listrik.

"Kemudian (pembangunan) solar panel," pungkas dia.

 

Paling Lambat Januari 2020

(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Mandalika-Kuta Lombok (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Pertengahan Mei lalu, Presiden Jokowi meninjau perkembangan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia juga meninjau pembangunan sirkuit MotoGP yang berada di kawasan ini.

Menurut dia, saat ini berbagai fasilitas sudah dibangun untuk mendukung KEK Mandalika dan sirkuit MotoGP. Jokowi memastikan, seluruh infrastruktur serta fasilitas pendukung yang berkaitan dengan ajang MotoGP 2021 akan rampung pada 2020.

"Kita juga ingin fasilitas yang berkaitan dengan Moto GP 2021 itu juga segera dikerjakan. Airport sudah, jalan sudah penetapan lokasi sehingga kita harapkan konstruksi paling lambat itu di Januari 2020," ucap Jokowi di lokasi KEK Mandalika, Jumat, 17 Mei 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya