Liputan6.com, Jakarta - CEO LinkAja, Danu Wicaksana mengatakan, lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya akan ikut berpartisipasti dalam kepemilikan saham di dompet digital LinkAja.
Kelima BUMN tersebut seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT KAI (Persero), PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
"Untuk pemegang saham ini secara policy memang Ibu Menteri mengatakan tidak ada secara historical yang bisa satukan 8 BUMN dengan kapasitas masing-masing menjadi 1 platform yaitu LinkAja," tuturnya di Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Nah dari 100 persen kepemilikan saham, 10 persen memang kita sisihkan untuk 5 BUMN selanjutnya. Mereka akan menyusul pada akhir kuartal III tahun ini," tambah dia.
Sebagai informasi, saat ini kepemilikan Finarya masih digenggam sepenuhnya oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Selanjutnya, dalam rancangan awal, saham akan dibagikan kepada beberapa BUMN lain. Sementara porsi Telkomsel akan terdilusi hingga tinggal memiliki 25 persen saja.
Adapun sisanya akan dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masing-masing 20 persen. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Pertamina masing-masing 7 persen, dan PT Jiwasraya 1 persen.
Sementara dengan kelima BUMN tersebut, kepemilikan saham dari rancangan awal dipastikan akan berubah. Namun manajemen belum mau membeberkan terkait perubahan porsi kepemilikan saham itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mampukah LinkAja Bersaing dengan Ovo dan Gopay?
Financial services atau layanan keuangan yang mudah cepat dan aman menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat modern. Oleh sebab itu lembaga keuangan pun berbondong-bondong mengembangkan transaksi nontunai (cashless) yang diklaim mampu memenuhi kebutuhan masyarakat modern tersebut.Â
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun kemudian bekerjasama mengembangkan produk dompet digital Linkaja. Dengan produk ini diharapkan bisa memenuhi keinginan masyarakat sekaligus mencapai visi pemerintah mencapai inklusi keuangan di masa depan.
CEO LinkAja Danu Wicaksana mengatakan, keberadaan dompet digital BUMN ini tidak hadir untuk menyaingi kompetitor mereka seperti halnya OVO milik Grab dan Go-Pay milik Gojek.Â
BACA JUGA
"Jika diperhatikan kegunaan utama kita (LinkAja) ini tidak hanya ride sharing atau retail merchants, melainkan juga small denom airtime (bisa beli pulsa dengan nominal Rp 10 ribu). Juga bisa untuk Petrol dan LPG atau transportation," tuturnya di SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (4/7/2019).
Danu menekankan, hadirnya dompet LinkAja justru akan hands-in-hands atau beriringan dengan keberadaan dompet digital kompetitor lainnya.
Selain itu, pihaknya berupaya untuk ikut memenuhi target pemerintah dalam penyebaran atau pendorong gerakan nasional nontunai (GNNT) di tahun ini.
"Data Worldbank 2018 itu inklusi layanan keuangan kita baru mencapai 49 persen. Kami berkeinginan membantu percepatan inklusi keuangan sampai akhir tahun 2019 sampai 75 persen. Syukur-syukur bisa 90 persen di tahun-tahun mendatang," terangnya.
Sejauh ini, Danu mengungkapkan, LinkAja telah menaungi atau bekerja sama dengan 150 ribu merchant yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Jadi kita bisa benar-benar membantu Indonesia untuk menjadi cashless," tegas dia.
Advertisement