Liputan6.com, Jakarta - Swiss menempati peringkat terbaik di dunia untuk tinggal dan bekerja. Negara tersebut melengserkan posisi tertinggi Singapura selama lima tahun berturut-turut sebagai negara terbaik di dunia untuk tinggal dan bekerja.
Sekitar 82 persen orang pindah ke Swiss untuk bekerja juga mengatakan menikmati standar hidup lebih baik dibandingkan dengan negara asalnya.
Baca Juga
Artikel mengenai negara terbaik untuk tinggal dan bekerja ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Advertisement
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Minggu (7/7/2019):
1. Swiss Jadi Negara Terbaik untuk Tinggal dan Bekerja
Swiss menempati peringkat terbaik di dunia untuk tinggal dan bekerja. Negara tersebut melengserkan posisi tertinggi Singapura selama lima tahun berturut-turut sebagai negara terbaik di dunia untuk tinggal dan bekerja.
Hal itu berdasarkan survei tahunan HSBC Expat.
Berdasarkan survei itu, Swiss meraih posisi teratas untuk pertama kalinya. Peringkat tersebut dapat diraih seiring standar hidup yang tinggi dan gaji yang bersaing telah membuat Swiss menjadi negara paling layak huni.
Baca artikel selengkapnya di sini
2. Sopir Bus Bandara Soetta Mogok Kerja, Dirut Damri Minta Maaf
Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin menyampaikan permohonan maaf bahwa hari ini layanan Damri untuk trayek Bandara Soekarno-Hatta (Seotta) mengalami gangguan sebagai imbas dari pengemudi yang mogok kerja.
Ia menjelaskan, demo pengemudi Damri di Bandara Soetta sebenarnya berlangsung sejak kemarin, Jumat 6 Juli 2019. tuntutannya adalah agar helper lama direkrut oleh Damri dan diposisikan di dalam bus kembali.
"Demo pengemudi yang diduga didalangi oleh segelintir provokator tersebut sudah mengarah pada tindakan anarkis dengan menyerang pejabat Damri yang langsung menemui mereka dengan maksud menjelaskan kebijakan perusahaan dan untuk mendapatkan titik temu," jelas dia.
Baca artikel selengkapnya di sini
Advertisement
3. Harga Emas Tergelincir 2 Persen karena Data Pekerjaan AS yang Solid
Harga emas turun 2 persen pada perdagangan Jumat dan merupakan penurunan mingguan pertama dalam tujuh pekan. Penurunan ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS membaik untuk periode bulan Juni.
Dengan adanya data ekonomi yang membaik tersebut, ekspektasi adanya penurunan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mereda dan hal tersebut menekan harga emas.
Harga emas di pasar spot turun 1,2 persen menjadi USD 1.398,39 per ounce setelah mencapai titik terendah di USD 1.386,52 pada sesi sebelumnya. Harga logam mulia ini mengalami penurunan mingguan sekitar 1 persen, yang bisa menjadi yang terbesar sejak pertengahan April.
