Liputan6.com, Riyadh - Di tengah ancaman melambatnya ekonomi dunia dan sengitnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, para miliarder di Arab Saudi dan sekitarnya justru makin tajir. Kondisi positif itu berbanding terbalik dengan miliarder wilayah lain yang kekayaannya menurun.
Dikutip Business Insider, Selasa (6/8/2019), laporan World Wealth Report 2019 oleh Capgemini menyebut kekayan para orang kaya di dunia menurun pada 2018. Kejadian itu adalah yang pertama dalam tujuh tahun terakhir, dan itu tak terlepas dari ketegangan dagang di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Berbeda ceritanya dengan kekayaan miliarder Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan Kuwait, yang punya performa terbaik di Timur Tengah. Reformasi ekonomi dan naiknya harga minyak menjadi berkah bagi para orang kaya di Timur Tengah.
Dalam daftar Capgemini, orang kaya adalah mereka yang punya harta di atas USD 1 juta atau Rp 14,2 miliar (USD 1 = Rp 14.254). Secara keseluruhan, populasi orang kaya di Timur Tengah bertambah 6 persen di tahun 2018, sementara kekayaan mereka naik 4 persen.
Pertumbuhan Arab Saudi juga tidak terlepas dari kebijakan Pangeran Mohammed bin Salman. Sang pangeran memiliki rencana bernama Vision 2030 yang bertujuan agar ekonomi Arab Saudi makin terdiversifikasi, sekaligus menambah tenaga kerja, tanggung jawab sosial, dan membangun kota futuristik dengan proyek senilai USD 500 miliar.
"Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai membantu ekonomi secara keseluuhan, yang menambah para individual dengan kekayaan tinggi semakin bertumbuh. Ada kultur bisnis dinamis di sana," ujar Deputy Head of the Global Financial Services Market Intelligence Strategic Analysis Group, Chirag Thakral, dari Capgemini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jadi Orang Terkaya di Korsel, Harta Bos Samsung Justru Turun Rp 53,4 Triliun
Salah satu contoh menurunnya kekayaan global adalah seperti yang dialami orang terkaya di Korea Selatan.
Juli lalu dilaporkan, Bos Samsung Group, Lee Kun Hee. kembali menjadi orang terkaya di Korea Selatan (Korsel). Tetapi, kekayaan miliarder berusia 77 tahun itu menurun hingga USD 3,8 miliar atau Rp 53,4 triliun (asumsi kurs USD 1 = Rp 14.067).
Berdasarkan daftar Forbes, Lee Kun Hee kini memiliki harta USD 16,8 miliar (Rp 236 triliun). Sementara ketika menjadi orang terkaya tahun lalu ia memiliki USD 20,6 miliar.
Penerus Lee Kun Hee, yakni Jay Y. Lee (Lee Jae Yong), juga mengalami penurunan kekayaansampai USD 1,8 miliar (Rp 25,3 triliun). Kini, kekayaannya sebesar USD 3,5 miliar (Rp 49,2 triliun) dan orang terkaya nomor empat di Korsel.
Hal serupa ini tak hanya terjadi pada Samsung. Miliarder Seo Jung Jin tahun lalu memiliki USD 11 miliar, kini kekayaannya berkurang sepertiga menjadi USD 7,4 miliar (Rp 104 triliun).
Penurunan kekayaan ini sedang terjadi di Korsel akibat efek dari perang dagang. Korsel merupakan negara yang bergantung pada perdagangan, dan kondisi global membuat bisnis melemah.
Secara keseluruhan, kekayaan 50 orang terkaya Korsel adalah USD 110 miliar (Rp 1.547 triliun). Jumlah itu turun 12 persen dari tahun lalu yakni USD 132 miliar.
Advertisement
Daftar 10 Negara Penghasil Orang Terkaya di Dunia
Capgemini juga merilis daftar negara penghasil orang kaya terbanyak. Berikut 10 negara dengan jumlah orang terkaya paling yang paling dominan di dunia.
1. AS: 5,3 juta orang
2. Jepang: 3,1 juta orang
3. Jerman: 1,3 juta orang
4. China: 1,1 juta orang
5. Prancis: 635 ribu orang
6. Britania Raya: 556 ribu orang
7. Swiss: 384 ribu orang
8: Kanada: 362 ribu orang
9: Italia: 275 ribu orang
10. Australia: 266 ribu orang
AS mendapat posisi pertama yang menjadi negara asal para orang kaya. Posisi Jepang di peringkat dua juga menarik disorot.
Jumlah orang terkaya di Negeri Sakura melewati jumlah para orang terkaya di Negeri Tirai Bambu meski populasi China lebih banyak, yakni 1,3 miliar orang.
Peringkat Jerman juga masih di atas China meski populasi di negara Eropa itu jauh lebih sedikit, yaitu sekitar 82 juta orang. India yang juga memiliki populasi 1,3 miliar orang bahkan tidak masuk 10 besar.