Top 3: Menhub Meradang Soal Penyataan Bos Taksi Malaysia

Pernyataan yang dilontarkan bos taksi asal Malaysia, Shamsubahrin Ismail buntut dari rencana masuknya GoJek ke Malaysia.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Sep 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 08:00 WIB
Menhub Budi Karya Pimpin Apel Lebaran 2019
Menteri Perhubungan Budi Karya memberikan keterengan kepada awak media usai apel persiapan pengamanan dan angkutan lebaran 2019 di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (26/5/2019). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi angkat bicara terhadap pernyataan bos taksi asal Malaysia, Shamsubahrin Ismail. Budi meminta Shamsubahrin Ismail mengklarifikasi pernyataannya yang menyalahkan pemerintah Indonesia yang menyebabkan masyarakat Indonesia miskin.

Sebelumnya, Shamsubahrin Ismai juga sempat menyinggung masalah kemiskinan di Indonesia. Pernyataan itu dilontarkan buntut dari rencana masuknya GoJek ke Malaysia.

Menhub mengatakan, akan berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terkait langkah apa yang harus diambil Indonesia ke depan.

Artikel mengenai Menhub Budi Karya Sumadi tersebut menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Rabu, 4 September 2019:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Bos Taksi Malaysia Kembali Berulah, Menhub Meradang

Menhub, Budi Karya Sumadi
Menhub, Budi Karya Sumadi (tengah) saat meninjau Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, Rabu (24/4). Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bos taksi asal Malaysia, Shamsubahrin Ismail kembali berulah. Kali ini dalam videonya, dia menyalahkan pemerintah Indonesia yang menyebabkan masyarakat Indonesia miskin.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi angkat bicara terhadap pernyataan tersebut. Dia pun meminta Shamsubahrin Ismail mengklarifikasi pernyataannya.

"Saya menyatakan keberatan atas pernyataan itu. Saya minta diklarifikasi," kata dia, saat ditemui, di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Baca artikel selengkapnya di sini


2. Simak Seputar Mitos dan Fakta di Dunia PNS

Anies Baswedan Gelar Halal Bihalal di Balai Kota
Pegawai Pemprov mengantre untuk bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selama halal bihalal di Balaikota, Jakarta, Senin (10/6/2019). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar Halal Bihalal pada hari pertama PNS masuk kerja setelah libur Lebaran 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ada banyak sekali masyarakat di Indonesia yang mendambakan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil alias PNS ini. Mungkin, Anda juga salah satu di antara orang-orang tersebut.

Kebanyakan orang yang ingin menjadi PNS disebabkan oleh kemudahan dan banyaknya hal menarik seperti biaya tunjangan, gaji, dan jaminan ketika pensiun nantinya. Dengan beragam hal-hal di atas, pastinya tidak sedikit yang ingin bekerja sebagai seorang PNS.   

Pun demikian, tak sedikit yang beranggapan buruk tentang profesi PNS ini. Mitos ini tentunya merusak pola pikir masyarakat tentang profesi tersebut.

Baca artikel selengkapnya di sini


3. 4 Cara Nikmati Pekerjaan yang Mungkin Tak Anda Suka

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Kadang kala, kita akan mendapat pekerjaan yang tidak disukai. Dalam keadaaan tertentu, perusahaan bisa memindahkan Anda ke bagian lain.

Ada dua hal yang bisa Anda lakukan. Pertama adalah tetap bertahan meskipun Anda tidak menyukainya, kedua adalah meninggalkan perusahaan. 

Jika pilihan Anda yang pertama, langkah yang harus dilakukan adalah mencintai pekerjaan yang Anda jalankan sekarang adalah pahami dan kenali sepenuhnya apa tujuan dari Anda melakukan pekerjaan ini.

Baca artikel selengkapnya di sini

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya