Pengusaha Targetkan Rp 1 Triliun dari Kerja Sama Bisnis di ASEAN

Kerja sama ini meliputi pengayaan pasar, membangun sinergitas, kerjasama usaha, dan mapping pasar.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2019, 13:21 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2019, 13:21 WIB
Melihat Koleksi Berlian Indah Adelle Jewellery
Berbagai koleksi perhiasan dipamerkan saat grand opening gerai Adelle Jewellery di Jakarta, Jumat (16/8/2019). Adelle Jewellery menjadi pilihan perempuan modern dalam berpenampilan sekaligus berinvestasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) bersama Young Enterpreneur Network Development (YEN-D) Indonesia menggelar JAPNAS-YEN D South East Asia Business Matching 2019 pada 20-22 September 2019. Ajang ini sebagai upaya untuk membuka pasar bisnis di negara lain, khususnya kawasan ASEAN. 

Ketua Umum PP JAPNAS Bayu Priawan Djokosoetono mengatakan, JAPNAS-YEN D SEA BM 2019 merupakan tindak lanjut kerjasama IMT GT yang dikomandoi oleh Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.

"Kami lebih cenderung pada program-program pengayaan pasar, membangun sinergitas, kerjasama usaha, dan mapping pasar yang tentu saja program-program ini memberi manfaat bagi member kami. Dengan membagi menjadi 16 sektor ini kami harapkan dapat mewakili unit-unit usaha yang dapat bersinergi secara riil. Kami ingin dorong para untuk menjalin kerjasama B to B sehingga target kerjasama sebesar Rp 1 triliun dapat tercapai," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Acara ini akan dihadiri sedikitnya 400 pengusaha yang terdiri dari 300-an pengusaha Indonesia, 70 Pengusaha YEND Thailand, 10 Staff Kementrian Ekonomi Thailand yang dipimpin oleh Dirjen Perekonomian Kementerian perekonomian Thailand, pengusaha Malaysia, pengusaha Myanmar, serta undangan pengusaha asing yang melakukan kegiatan usaha Indonesia.

Ketua Harian Japnas, Widiyanto Saputro menyampaikan bahwa JAPNAS-YEN D SEA BM merupakan upaya riil JAPNAS menjajaki pasar ASEAN. Upaya membuka pasar yang lebih luas hasil kerjasama aktif Japnas dengan Kemenko Perekonomian di Area BIMP-EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia-Malaysia East Asean Growth Area), IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dan area Pasifik. Mendorong para pengusaha dalam negeri berjaringan dan berekspansi keluar.

Bahkan, lanjut dia, Business Matching bukan kali ini saja dilaksanakan. Secara periodik juga telah melaksanakan Business Matching di berbagai provinsi secara periodik, mengidentifikasi produk produk di daerah dan membuka akses keluar.

Sementara itu, Presiden YenD Indonesia Doni Teguh berharap langkah ini, sesuai dengan misi YenD yaitu Friendship First, Business will Follow akan membuka jaringan yang persahabatan yang luas diantara negara-negara peserta.

"Yang pada akhirnya nanti dapat membantu perkembangan perekonomian regional, khususnya Indonesia," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dongkrak Perdagangan, Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Bulgaria

Agustus 2019, Ekspor Indonesia Merosot 7,06  Persen
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta, Rabu (18/9/2019). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2019 sebesar USD 14,28 miliar atau merosot 7,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Bulgarian Chamber of Commerce and Industry (BCCI) atau Kadin Bulgaria untuk mendongkrak kinerja perdagangan dengan membuka akses pasar terhadap negara-negara Eropa Timur dan Balkan.

“Selama ini kita hanya fokus bermitra dengan pasar-pasar konvensional seperti Eropa Barat dan Amerika, padahal ada negara-negara lain yang sebenarnya sangat potensial, seperti Eropa Timur dan negara-negara Balkan khususnya yang mana sangat terbuka terhadap Indonesia,” ungkap Ketua Komite Bilateral Kadin untuk negara-negara Eropa Timur Alexander Yahya Datuk di sela-sela Indonesia-Bulgaria Business Forum yang diadakan di Sofia. 

Dia mengatakan, dengan upaya tersebut KADIN melakukan sebuah preseden untuk membuka jalan bagi pelaku usaha kedua negara, serta siap memfasilitasi adanya kegiatan bisnis ke depannya.

Nota kesepahaman yang ditandatangani Ketua Komite Tetap Eropa Kadin Indonesia, Tony Wenas dan Presiden BCCI (Kadin Bulgaria), Tsvetan Simeonov disaksikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri Ekonomi Bulgaria, Emil Karanikolov.

Berdasarkan pada data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, pada 2018 total perdagangan antara Indonesia dan Bulgaria mencapai USD 497 juta dengan komposisi 438 juta dolar ekspor dan 68 juta impor. Angka ini dinilai cukup signifikan jika dibandingkan tahun sebelumnya dimana total perdagangan tercatat sebesar USD 115 juta dengan komposisi 58 juta ekspor dan 57 juta impor.

“Dari sisi pelaku usaha Indonesia, sangat siap untuk tidak hanya meningkatkan perdagangan dengan Bulgaria dan mengundang Bulgaria untuk investasi di Indonesia tetapi juga Indonesia untuk dapat berinvestasi ke Bulgaria sehingga terjalin hubungan erat dan bersifat dua arah”, Kata Tony Wenas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya