Edhy Prabowo Siap Mundur Jika Tak Mampu Selesaikan Masalah Nelayan

‎Edhy Prabowo menyatakan akan mengurai permasalahan yang dihadapi nelayan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Okt 2019, 16:54 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2019, 16:54 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja perdana ke Pelelangan Ikan Muara‎ Angke, Jakarta, pada Senin (28/10/2019).
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja perdana ke Pelelangan Ikan Muara‎ Angke, Jakarta, pada Senin (28/10/2019).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berkomitmen menyelesaikan permasalahan yang dihadapi nelayan. Jika tidak mampu, dia mengaku siap untuk mundur dari jabatannya.

Ini dia ungkapkan setelah menampung curhatan hati sejumlah nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta, Senin (28/10/2019).

‎Edhy menyatakan akan mengurai permasalahan yang dihadapi nelayan."Saya kalau memang tidak sanggup, saya siap mundur. Sebelum mundur saya usahakan mampu membela bapak semua. Saya akan berusaha terus menyelesaikan masalah ini," kata dia di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, Jakarta, Senin (28/10/2019).

Edhy Prabowo menegaskan jika dirinya bukan penjabat, tapi pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bertugas menyelesaikan masalah ‎pada sektor kelutan dan perikanan.

‎"Tugas saya membantu bapak ibu semua, tugas saya membantu presiden maka kalau saya tidak bisa saya tidak berhasil," tutur dia.

‎Kebijakan sebelumnya yang sudah berjalan baik akan terus berjalan. Sedangkan jika ada kekurangan akan diperbaiki.

Dalam kesempatan tersebut, dia menyinggung para bawahannya untuk membantu melakukan perbaikan. Jika menghambat, tidak ragu pencopotan akan dilakukan.

"Kalau di Kementerian Kelautan Perikanan (menghambat) maka saya bisa marah-marah ke staf, saya juga ganti dirjennya," tandas dia.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Didatangi Edhy Prabowo, Nelayan Curhat Masalah Pulau G hingga Asuransi

Edhy Prabowo
Edhy Prabowo (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejumlah nelayan dan pelaku usaha padasektor perikanan tangkap‎ mengeluarkan keluhkesahnya ke Menteri Kelautan Perikanan Edhy Prabowo, yang membua dialog saat melakukan kunjungan kerja di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta.

Dalam kunjungannya Edhy mengatakan akan membangun komunikasi dua arah dengan nelayan, hal ini pun merupakan amant yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat dilantik, sebab itu dia memberikan kesempatan untuk nelayan dan pengusaha perikanan tangkap yang hadir, untuk m‎engeluarkan keluh kesahnya.

"Saya akan bangun komunikasi dua arah, lihatlah saya sebagai orang di mana untuk mengadu. tolong sampaikan ke saya apa masalah yang dihadapi oleh bapak-bapak semua," kata Edhy, di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta, Senin (28/10/2019).

Beberapa nelayan dan pengusaha pun memanfaatkan momen tersebut, di antara‎nya Waryono seorang nelayan di Muara Angke, dia mengadukan kondisi alur laut setelah adanya Pulau G, keberadaan pulau reklamasi tersebut membuat nelayan kesulitan mengemudikn kapal, beberapa kapal pun pernah tedampar di pulau tersebut. Dia pun meminta Edhy Prabowo memperhatikan hal tersebut.

‎"Pulau G banyak kapal yang terdampar di pulau itu, kemarin kapal hancur kena cakar ayam pulau itu. Saya mohon pak menteri," tuturnya.

Nelayan berikutnya Hartono Tasmi, dia mengadukan kesulitan peiriznan kapal yang diurusi dua Kementerian, yaitu Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Perhubungan. Dia pun meminta perizinan disederhanakan dibawah satu instansi saja.

"kami ingin izin satu di KKP membawahi Kementerian Perhubungan, kami surat peirzinan mati nggak bisa melaut itu tidak efisien," ungkapnya.

Edhy juga mendapat pengaduan mengenai asuransi untuk nelayan. Pengawas Nelayan Hariyani Nurdin mengatakan, masih ada perusahaan yang belum memberikan asuransi untuk nelayan dan Anak Buah Kapal (ABK), dia pun sudah mengadukan hal tersebut ke Kementerian Kelautan Perikanan dan Kementerian Tenaga Kerja, namun sampai saat ini belum ada tanggapan.

"Perusahaan tersebut namanya PT CLB, kapalnya Anugerah 2 di Provinsi Bangka belitung,kami ditelantarkan di perusahaan tidak bertanggungjawab kami mohon mudah-mudahan diselesaikan dengan baik," tandansya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya