Cara SKK Migas Kejar Produksi Minyak Indonesia Capai 1 Juta Barel di 2030

SKK Migas telah memiliki berbagai langkah dalam memaksimalkan produksi migas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Jan 2020, 10:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2020, 10:30 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyusun sejumlah upaya untuk mencapai target produksi migas untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel pada 2030‎.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 telah ditetapkan target yang tinggi untuk minyak pada angka 755 ribu barel per hari (bph) dengan angka teknis pada 705 ribu bph.

Sedangkan untuk gas target ditetapkan 6.670 MMSCFD dengan angka teknis pada 5.685 MMSCFD. ‎Adapun pada 2030 produksi minyak ditargetkan meningkat menjadi 1 juta bph.

"Untuk mencapai target dan meneruskan operational excellence secara berkelanjutan, maka SKK Migas akan mengoptimalkan pemanfaatan IOC dan akan terus menambah fitur baru yang dapat mendukung pelaksanaan operasional hulu migas," kata Dwi, di Jakarta, Jumat (9/1/2020).

‎‎Pada 2020 upaya yang dilakukan SKK Migas untuk meningkatkan produksi antara lain dengan mempertahankan tingkat produksi sumur yang telah beroperasi melalui pengeboran pengembangan naik 20-25 persen. Adapun rincian rencana kerja 2020 mencapai 407 sumur pengembangan 812 work over dan 24.843 well service.

Kemudian akan dilakukan transformasi sumber daya ke produksi dengan pengeboran deliniasi struktur parang, Re-Entry Lofin-2, pengoperasian Lapangan Sidayu, mempercepat Chemical EOR, melalui kegiatan Field Trial Lapangan Sago, Gemah, Jatibarang, Studi EOR Lapangan Pedada, Kaji-Semoga, Belida. Eksplorasi untuk Penemuan Besar dilakukan antara lain dengan Seismik 2D Jambi Merang (Open Area) tahun ke-2 dengan investasi USD 75 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belanja Modal di 2020

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Adapun belanja modal pada 2020 sebesar USD 13,8 miliar, dengan porsi terbesar untuk produksi sebesar USD 9,2 miliar, development USD 2,5 miliar dan ekplorasi USD 1,2 miliar, serta sisanya administrasi.

Menurut Dwi, memangkas prosedur perizinan dan waktu penyelesaiannya menjadi salah satu target SKK Migas sebagai bagian untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor hulu migas.

“Setelah melakukan persiapan di kuartal keempat tahun 2019, termasuk melakukan beberapa kali workshop dengan KKKS, dalam waktu dekat di bulan Januari 2020, SKK Migas akan merilis layanan one door stop policy," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya