Alih Fungsi Lahan Pertanian Ciptakan Kemiskinan Baru

Alih fungsi lahan pertania bakal menciptakan kemiskinan baru sebab lapangan kerja dan pasokan serta ketersediaan pangan akan berkurang.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Jan 2020, 09:46 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2020, 09:46 WIB
Musim Kemarau, Harga Gabah Petani Alami Kenaikan
Petani memisahkan bulir padi dari tangkainya saat panen di sawah yang terletak di belakang PLTU Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (4/8/2019). Kurangnya pasokan beras dari petani akibat musim kemarau menyebabkan harga gabah naik. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Pertanian Radian, menyambut baik sikap tegas Mentan Syahrul Yasin Limpo yang bakal memperkarakan hukum pelaku alih fungsi lahan tani. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan sektor pertanian Indonesia.

"Ketegasan Syahrul Yasin Limpo menolak alih fungsi lahan pertanian itu sama artinya menyelamatkan masa depan pertanian. Masa depan ketahanan pangan Indonesia dan lingkungan hidup yang berkelanjutan," ujar Radian dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/1/2020). Menurut Radian, membiarkan terjadinya alih fungsi lahan pertania bakal menciptakan kemiskinan baru sebab lapangan kerja dan pasokan serta ketersediaan pangan akan berkurang. "Harga berpotensi melonjak, masyarakat kesulitan membeli bajan pokok dan muncul pengangguran baru karena petani tidak punya lagi lahan (bertani) untuk dikelola," ucap Radian.  Baca JugaMenteri Syahrul Dukung Budidaya Pertanian Melalui KUR dan AsuransiBahagia Penyuluh Pertanian Sambut Kostratani di Tanah Kalimantan BaratJokowi Minta Produksi Pertanian dan Perikanan Fokus ke Pasca Produksi Selanjutnya, ungkap Radian, alih fungsi lahan [pertanian berisiko menimbulkan areal tanah tidak produktif yang dapat mengganggu ekosistem lingkungan hidup.

Diketahui, Syahrul Yasin Limpo saat di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum lama ini, meminta kepolisian agar menindak pelaku alih fungsi lahan pertanian.

Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, akibat ulah alih fungsi lahan pertanian mengakibatkan sebanyak 10 ribu hektare sawah terendam banjir serta gagal panen.

Pemerintah juga menaruh perhatian penting menjaga terjadinya alih fungsi lahan melalui regulasi Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dalam 4 Tahun, Ekspor Produk Pertanian Ditargetkan Naik 3 Kali Lipat

sawah
Ilustrasi luas lahan yang siap digarap para petani.

Kementerian Pertanian (Kementan) berambisi untuk meningkatkan kegiatan ekspor produk pertanian hingga tiga kali lipat selama kurun waktu 4 tahun mendatang.

Ambisi tersebut diwujudkan melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks), yang merupakan ajakan kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian untuk bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring, dan kerjasama yang kuat.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berharap, program Gratieks ini dapat jadi pengungkit kesuksesan bagi para petani dan nelayan di Indonesia.

"Kami berharap, ini dapat berdampak bagi kesejahteraan petani, ketersediaan pangan sekaligus berjayanya produk pertanian kita di pasar dunia," ujar dia dalam sebuah keterangan tertulis, Senin (9/12/2019).

Beberapa kebijakan yang akan dijalankan untuk mewujudkan program Gratieks tersebut diantaranya dengan membuka akses informasi terkait potensi komoditas ekspor di masing-masing daerah dan negara tujuan ekspor.

Informasi tersebut bisa diakses melalui aplikasi peta potensi ekspor, Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export (IMACE).

Upaya lainnya, Kementan juga akan melakukan pendampingan baik dorongan melalui penyediaan benih yang berkualitas, serta pendampingan pemenuhan SPS (sanitary dan phytosanitary) sesuai persyaratan negara tujuan melalui program In Line Inspection.

Selain itu juga akan melakukan MoU dan protokol karantina dengan negara mitra untuk membuka akses pasar ekspor baru, pelatihan teknis, bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR), menumbuhkan eksportir baru terutama dari kalangan millenial, hingga kerjasama dengan stakeholder terkait agar akses dan transportasi juga tersedia.

Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Enny Anggraeny Anwar mengaku sependapat dan akan mendukung gagasan yang disampaikan oleh Mentan SYL.

"Saya dan jajaran akan berkolaborasi guna mengembangkan seluruh potensi sumber daya pertanian yang ada di daerah saya, khususnya untuk meningkatkan ekspor dan investasi," ungkap dia. 

Mentan Syahrul Yasin Limpo Yakin Ekspor Pertanian Bisa Naik 100 Persen

Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kementerian Pertanian (Kementan) melepas sebanyak 110 ton komoditas pertanian senilai Rp 2 miliar ke tiga negara tujuan. Negara-negara tersebut adalah Brasil, Italia dan Singapura.

Pelepasan ekspor yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada Senin kemarin terdiri dari pupuk organik 54 ton senilai Rp 108,6 juta dengan negara tujuan Singapura, bunga cengkeh 10 ton sebesar Rp 877,8 juta tujuan Brasil, dan biji kopi robusta 46 ton senilai Rp 1,02 miliar tujuan Italia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengutarakan, dengan dilepasnya ratusan ton komoditas pertanian ini membuktikan bahwa ekspor merupakan ruang yang cukup bagus untuk memfasilitasi berbagai komoditas yang ada di Indonesia sehingga bisa dikenal dan dinikmati oleh negara luar.

"Ini telah membuktikan ekspor kita memiliki ruang yang cukup bagus untuk menjadi bagian yang mengenergi ekonomi kita dan memfasilitasi berbagai komoditi yang kita miliki," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12/2019).

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini juga mengungkapkan, bahwa dirinya berkomitmen mendorong seluruh eksportir bisa berakselerasi lebih tinggi lagi dalam melakukan ekspor komoditas pertanian.

"Jatim memiliki segalanya. Saya berkomitmen mendorong seluruh eksportir kita bisa akselerasi lebih tinggi," sambungnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya