Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Amerika Serikat (AS) merosot tajam di tengah kekhawatiran tentang Virus Corona yang meningkat. Indeks S&P 500 membukukan perdagangan harian terburuk sejak 18 Agustus 2011, dan tiga indeks utama juga terkoreksi dalam.
Bahkan pasar saham berada di jalur mingguan terburuk sejak krisis keuangan. Melansir laman CNN, Jumat (28/2/2020), indeks Dow (INDU) turun 1,191 poin, atau 4,4 persen dan menjadi penurunan satu hari terburuk dalam sejarah.
Indeks telah jatuh lebih dari 10 persen, menempatkannya terkoreksi dalam. Indeks S&P 500 (SPX) ditutup turun 4,4 persen dan berakhir di bawah angka 3.000 poin.
Advertisement
Baca Juga
Nasdaq Composite (COMP) juga berakhir turun 4,6 persen, lebih dari 10 persen di bawah puncak terbarunya.
Ketiga indeks berada di jalur mingguan terburuk sejak musim gugur 2008, di tengah-tengah krisis keuangan. Di Inggris, FTSE 100 (UKX) ikut melemah. Ini adalah koreksi pertama pasar sejak Desember 2018.
Pasar saham global terlanda aksi jual di seluruh dunia sepanjang minggu karena investor khawatir tentang penyebaran virus.
Di Amerika Serikat, saham berada di zona merah sepanjang kamis kemarin, meskipun sempat rebound pada perdagangan di tengah hari.
"Pasar telah berubah dengan Italia dan juga dengan kasus baru di California," kata Keith Buchanan, Manajer Portofolio di GLOBALT Investments, mengacu pada kasus virus corona terbaru.
Sementara investasi safe haven seperti obligasi naik dan yield Treasury AS 10-tahunan turun posisi terbaru di bawah 1,28 persen.
Di sisi lain, harga minyak AS turun lagi karena investor khawatir tentang penurunan permintaan. Minyak berjangka AS ditutup turun 3,4 persen menjadi USD 47,09 per barel.
Kekhawatiran tentang wabah Virus Corona meningkat minggu ini, dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan mereka mengharapkan kasus di Amerika Serikat meningkat. Virus ini sekarang telah menginfeksi lebih dari 82.000 orang di seluruh dunia, dengan sebagian besar kasus di Cina.
Â
IHSG Dibuka Terpeleset Lebih dari 100 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak tertekan pada pembukaan perdagangan Jumat akhir pekan ini. Sebanyak 192 saham melemah sehingga mendorong bursa saham ke zona merah.
Pada pra perdagangan saham Jumat (28/2/2020), IHSG melemah 99,52 poin atau 1,80 persen ke posisi 5.436,17. Kemudian pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG tetap melemah dengan turun 173,09 poin atau 3,13 persen ke level 5.362,59.
Adapun indeks saham LQ45 melemah 4,37 persen ke posisi 854,07. Seluruh indeks saham acuan bergerak di zona merah.
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 5.436,17 dan terendah di 5.361,50. Sebanyak 19 saham menguat namun tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau.
Sedangkan 192 saham melemah sehingga mendorong bursa saham ke zona merah. Di luar itu, 63 saham diam di tempat.
Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 16.791 kali dengan volume perdagangan 155,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 206,4 miliar.
Investor asing jual saham Rp 22,90 miliar di pasar regular, dan posisi rupiah di angka 14.100 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor industri dasar yang turun 4,28 persen. Kemudian diikuti sektor keuangan turun 3,89 persen dan sektor manufaktur turun 3,43 persen.
Sedangkan saham-saham yang tertekan sehingga mendorong IHSG ke zona merah adalah EAST turun 16,67 persen ke level Rp 60. Saham IGAR melemah 15,54 persen ke level Rp 250. Saham ITIC turun 15,91 persen ke level Rp 1.470.
Saham-saham yang menguat antara lain KPAL yang naik 14,55 persen ke level Rp 126. Saham VRNA menguat 10 persen ke level Rp 110. Saham AKSI naik 6,45 persen ke level Rp 330.
Advertisement