Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) memperoleh fasilitas pinjaman maksimal Rp750 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan kemarin, Jumat 29 Mei 2020, oleh Director of Finance PT Angkasa Pura II Wiweko Probojakti dan Pgs. Pemimpin Divisi BUMN & Institusi Pemerintah BNI Litasari Wahju Widjajanti.
Turut menyaksikan penandatanganan perjanjian tersebut, Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II Edwin Hidayat Abdullah dan Direktur Hubungan Lembaga BNI Sis Apik Wijayanto.
Advertisement
Director of Finance PT Angkasa Pura II Wiweko Probojakti mengatakan pinjaman ini digunakan untuk corporate general purposes.
“Perjanjian fasilitas pinjaman yang baru ditandatangani hari ini merupakan bentuk kepercayaan perbankan terhadap fundamental PT Angkasa Pura II. Dan dalam waktu dekat akan diperoleh fasilitas pinjaman dari bank himbara maupun swasta lainnya," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (30/5/2020).
Baca Juga
“Pada tahun ini industri penerbangan nasional dan global terdampak pandemi COVID-19, namun demikian PT Angkasa Pura II berkomitmen tetap menjaga konvektivitas udara di Indonesia melalui 19 bandara yang beroperasi melayani berbagai penerbangan,” ujar Wiweko Probojakti yang biasa disapa dengan Dodit.
Dodit menuturkan fasilitas pinjaman dari BNI ini tentunya mendukung PT Angkasa Pura II untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, maskapai, dan stakeholder penerbangan lainnya.
“Pinjaman dari BNI ini juga akan sangat membantu kami dalam bersiap ketika nantinya lalu lintas pesawat dan penumpang kembali meningkat saat COVID-19 sudah dapat terkendali," ungkap dia.
Fokus Angkasa Pura II
Adapun pada tahun ini di tengah pandemi COVID-19 PT Angkasa Pura II fokus pada peningkatan pendapatan bisnis kargo dan utilisasi non-performing asset, serta diversifikasi portofolio anak usaha.
Perseroan juga telah menetapkan tiga fase menghadapi situasi saat ini yaitu Business Survival, Business Recovery dan Business Sustainability. Tiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko Business Continuity Management yang ditetapkan PT Angkasa Pura II.
Adapun 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II adaah adalah Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Kualanamu (Deli Serdang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Silangit (Tapanuli Utara).
Lalu, Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Supadio (Pontianak), Banyuwangi, Radin Inten II (Lampung), Husein Sastranegara (Bandung), Depati Amir (Pangkalpinang), Sultan Thaha (Jambi), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Tjilik Riwut (Palangkaraya) dan Kertajati (Majalengka), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Sultan Iskandar Muda (Aceh) dan Minangkabau (Padang).
Advertisement