Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 2 persen pada hari Jumat karena harapan untuk rebound ekonomi global mendapat dorongan dari data non-farm payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan, mengurangi permintaan untuk safe havens.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (6/6/2020), harga emas di pasar spot turun 1,9 persen menjadi USD 1,678.81 per ounce. Emas berjangka AS ditutup turun 2,6 persen menjadi USD 1,683.
Emas telah turun sekitar 2,6 persen sejauh minggu ini, di jalur untuk penurunan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Maret.
Advertisement
"Kami memiliki angka pekerja AS yang secara signifikan lebih kuat dari perkiraan - kenaikan 2,5 juta versus ekspektasi penurunan 7,5 juta - bahwa ayunan 10 juta telah memajukan harapan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat," kata Bart Melek , kepala strategi komoditas di TD Securities.
"Emas juga tertekan oleh imbal hasil yang lebih kuat dan dolar yang sedikit menguat, yang berarti biaya peluang untuk menyimpan emas dalam portofolio telah naik," tambah Melek.
Wall Street melonjak menyusul penurunan drastis dalam pengangguran menjadi 13,3 persen pada Mei dari 14,7 persen pada April karena PHK mereda.
Â
Â
Ancaman Ketegagang di AS
Data datang menjelang pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS minggu depan. Bank sentral telah menyuntikkan stimulus besar-besaran dan memangkas suku bunga mendekati nol untuk meredam pukulan dari pandemi coronavirus.
"Namun, kami masih menghadapi ketidakpastian ekonomi, ketegangan perdagangan, masalah di Amerika Serikat," kata analis INTL FCStone Rhona O'Connell. "Untuk jangka panjang, pengaruhnya jelas lebih positif (untuk emas) daripada negatif," lanjut dia.
Advertisement