Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Singapura secara resmi mengalami resesi teknis. Pada kuartal ke-2 tahun 2020, ekonomi negara tetangga Indonesia tersebut minus hingga 41,2 persen akibat terhantam pandemi Covid-19.
Prediksi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih parah dari prediksi analis. Survey yang dilakukan Reuters menyatakan ekonomi negara-negara di Asia Tenggara diperkirakan merosot 37,4 persen dari kuartal ke kuartal.
Adapun, resesi teknis didefinisikan sebagai pelemahan ekonomi dalam dua kuartal secara berturut-turut. Pada Januari hingga Maret, PDB Singapura terkontraksi 3,3 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Advertisement
Lalu dibandingkan tahun sebelumnya, PDB Singapura anjlok 12,6 persen pada kuartal ke-2. Angka itu juga lebih parah dari proyeksi analis yang sebesar 10,5 persen.
Kinerja ekonomi negara tersebut kian melambat setelah pemerintah Singapura menerapkan lockdown parsial, yang diklaim dapat memutus tali penyebaran Covid-19.
Lockdown parsial itu sudah dilakukan sejak April dengan menghentikan aktivitas di tempat kerja kecuali untuk pelayanan publik yang penting dan esensial serta menutup sekolah sementara. Lockdown ini berjalan di kuartal ke-2 dan dilonggarkan pada awal Juni.
Dampaknya, tentu saja aktivitas ekonomi dan dunia usaha di Singapura terhantam. Permintaan domestik menurun demikian dengan permintaan global sehingga tidak ada yang dapat dijadikan pijakan agar ekonomi tumbuh.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rincian
Secara rinci, pada kuartal ke-2 2020, sektor manufaktur tercatat masih tumbuh 2,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor konstruksi ambles 54,7 persen, dan sektor jasa merosot 13,6 persen, dibanding tahun sebelumnya.
Adapun Singapura sendiri menjadi negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak se-Asia Tenggara dengan catatan 46.200 orang positif Covid-19 dan 26 orang meninggal dunia, menurut data Kementerian Kesehatan Singapura. Pandemi ini mungkin akan menjerumuskan Singapura ke dalam resesi yang lebih parah. Pemerintahnya sendiri sudah memproyeksi kontraksi ekonomi 4 hingga 7 persen tahun ini.
Singapura sendiri sudah menggelontorkan SGD 100 miliar untuk stimulus di tengah pandemi. Alex Holmes, ekonom Capital Economist menyatakan, gelontoran stimulus itulah harapan Singapura untuk bisa segera bangkit.
"Kunci optimisme Singapura terletak pada jumlah stimulus yang digelontorkan pemerintah, yang mencapai 20 persen dari GDP," katanya.
Advertisement
Singapura Pangkas Drastis Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Gara-gara Covid-19
Sebelumnya, Singapura menurunkan secara drastis prediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini, dipicu merebaknya pandemi Virus Corona. Pada kuartal I 2020, ekonomi negara ini memang sudah mengalami kontraksi.
Ekonomi Singapura diperkirakan akan menyusut 4 persen sampai 7 persen pada tahun ini, menurut Departemen Perdagangan dan Industri negara tersebut, seperti melansir laman CNBC, Selasa (26/5/2020).
Penurunan prediksi pertumbuhan ekonomi secara resmi ini merupakan ketiga kalinya pada tahun ini. Proyeksi terakhir, produk domestik bruto Singapura akan terkontraksi antara 1 persen sampai 4 persen.
"Gangguan terhadap aktivitas ekonomi di negara-negara besar di dunia lebih parah dari yang diperkirakan," ujar pernyataan Departemen Perdagangan dan Industri Singapura. Prediksi ekonomi terakhir diumumkan pada Maret lalu.
Ia menjelaskan bahwa tindakan penguncian (lockdown) yang bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19, telah merusak aktivitas ekonomi di negara-negara besar seperti AS, Eropa dan Cina.
Pelemahan ekonomi dikatakan akan terus berlanjut meski negara-negara di dunia membuka kembali lockdown, mengingat gelombang infeksi gelombang kedua dapat terjadi kembali, kata kementerian tersebut.
Bagi Singapura, itu berarti sektor-sektor berorientasi luar seperti manufaktur, perdagangan grosir, dan transportasi menjadi yang akan sangat terpukul.
Sementara perusahaan yang memberikan layanan kepada konsumen di bidan ritel dan makanan telah menderita sebagai akibat dari langkah-langkah penahanan di dalam negeri.
"Terlepas dari penurunan prediksi tersebut, masih ada tingkat ketidakpastian yang panjang dan signifikan serta seberapa parahnya wabah COVID-19, serta bagaimana proses pemulihan ekonomi, baik di ekonomi global dan Singapura," kata kementerian.
Kuartal Pertama Lebih Baik dari Prediksi
Penurunan perkiraan ekonomi terjadi ketika ekonomi di Asia Tenggara mencatat kontraksi 0,7 persen pada kuartal pertama dari tahun lalu, menurut kementerian.
Meski demikian, angka itu lebih baik daripada perkiraan awal resmi terjadi penurunan 2,2 persen dalam PDB dan perkiraan kontraksi 1,5 persen, menurut jajak pendapat Reuters.
Secara kuartalan, ekonomi Singapura menyusut sebesar 4,7 persen, lebih baik dari prediksi terkontraksi 7,4 persen menurut jajak pendapat Reuters.
Tercatat, kinerja manufaktur Singapura melonjak 6,6 persen dibandingkan tahun lalu. Layanan akomodasi dan makanan anjlok 23,8 persen dari tahun ke tahun. Transportasi dan penyimpanan turun 8,1 persen dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu, sementara keuangan dan asuransi naik 8 persen dari tahun lalu.
Negara-kota tersebut telah melaporkan salah satu jumlah kasus virus Corona terbanyak di Asia. Hingga Senin, Singapura telah mengkonfirmasi 31.960 kasus termasuk 23 kematian, menurut kementerian kesehatan.
Pemerintah Singapura memberlakukan tindakan lockdown sebagian yang disebutnya sebagai "pemutus sirkuit" pada awal April. Ini mencakup penutupan sementara sekolah dan sebagian besar tempat kerja. Langkah-langkah diatur secara bertahap akan digulirkan kembali bulan depan.
Untuk membantu kondisi ekonomi, Pemerintah Singapura mengumumkan 3 paket stimulus dan memperpanjang beberapa langkah dukungan bagi bisnis ketika lockdown diperpanjang melebihi rencana awal satu bulan.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan negara itu Heng Swee Keat diperkirakan akan mengumumkan lebih banyak dukungan bagi bisnis dan rumah tangga pada pekan ini. Â
Advertisement