Manfaatkan Limpahan Air, PLN Produksi Listrik Lewat Pembangkit Pikohidro

Selain di Luwuk, sebelumnya PLN juga telah menggunakan pikohidro untuk menghasilkan listrik.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Jul 2020, 16:54 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 16:52 WIB
PLN produksi listrik lewat pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan dari PLTM Hanga-Hanga, Luwuk, Sulawesi Tengah. (Dok PLN)
PLN produksi listrik lewat pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan dari PLTM Hanga-Hanga, Luwuk, Sulawesi Tengah. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) terus berupaya mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025. Hingga bulan Mei 2020, PLN secara nasional kapasitas pembangkit listrik dari EBT telah mencapai 7.963 MW.

Saat ini PLN menghasilkan listrik melalui Pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Hanga-Hanga yang berlokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah.

Pikohidro merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik skala kecil, yang hanya membutuhkan jatuhnya air dari ketinggian 4 meter untuk menggerakan turbin.

Sehingga cocok untuk daerah di sekitar aliran sungai. Pembangkit ini bisa digunakan untuk melistriki sekitar 20 kepala keluarga dengan daya 450 VA. PLN memanfaatkan limpahan air dari PLTM Hanga-hanga ini untuk menghasilkan listrik kembali melalui Pikohidro dengan kapasitas 2 x 10 kW.

“Sejalan dengan semangat transformasi kami untuk terus mendorong penggunaan green energy, kami coba membuat terobosan dalam menghasilkan listrik dengan memanfaatkan potensi yang ada, salah satunya melalui pikohidro ini,” kata Direktur Regional Bisnis Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda, dalam keterangannya, Minggu (19/7/2020).

Listrik yang dihasilkan dari Pikohidro ini dimanfaatkan untuk meningkatkan pasokan listrik, dan digunakan juga sebagai sumber listrik untuk penerangan jalan desa di sekitar PLTM Hanga-Hanga.

 

 

Beban Puncak

PLN produksi listrik lewat pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan dari PLTM Hanga-Hanga, Luwuk, Sulawesi Tengah. (Dok PLN)
PLN produksi listrik lewat pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan dari PLTM Hanga-Hanga, Luwuk, Sulawesi Tengah. (Dok PLN)

Sistem kelistrikan Luwuk sendiri memiliki beban puncak sebesar 18 megawatt (MW), dimana 37 persen pasokan listriknya menggunakan energi terbarukan tenaga air yaitu PLTM Hanga-Hanga, PLTM Kalumpang, PLTM Hanga-Hanga II dan PLTM Lambangan.

Melihat potensi yang ada tersebut, PLN terus berupaya untuk mendorong penggunaan pikohidro dengan memanfaatkan air limpahan PLTM, atau di daerah terpencil yang memiliki potensi air untuk dimanfaatkan dalam menghasilkan tenaga listrik.

"Kami terus melakukan eksplorasi mencari daerah-daerah yang memiliki potensi air guna menghasilkan listrik melalui pikohidro ini, khususnya daerah-daerah terpencil di Sulawesi dan Papua, termasuk di sekitar Luwuk ini," ujarnya.

Selain di Luwuk, sebelumnya PLN juga telah menggunakan pikohidro untuk menghasilkan listrik, antara lain di Taman Mudal Kulon Progo, Yogyakarta dengan kapasitas 8 kW, Taman Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat dengan kapasitas 4 kW dan Kadamban, Borme, Pegunungan Bintang, Papua, dengan kapasitas 1 kW.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya