Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia memiliki potensi untuk membantu kinerja ekspor nasional. Untuk itu, semua pihak perlu membantu UMKM masuk pasar digital untuk mempermudah menguasai pasar dunia.
“Sesuai dengan data BPS di 2018, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 61 persen dari total PDB. Adapun nilai ekspor nonmigas UMKM mencapai Rp 293,84 triliun atau sebesar 14,37 persen dari total ekspor nonmigas nasional,” kata dia dalam High Impact Seminar dan Kick Off Program BI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, Minggu (30/8/2020).
Oleh karena itu, semua pihak perlu membantu UMKM mempersiapkan diri menuju pasar global melalui teknologi digital. Oleh karena itu, tugas saat ini tidak hanya menyelamatkan UMKM dari pandemi saja tetapi juga mempersiapkan untuk bisa masuk pasar global.
Advertisement
Agus yakin saat ini ada banyak pengusaha Indonesia, terutama pengusaha-pengusaha muda yang mengembangkan produk yang kreatif berkualitas dan dapat bersaing di pasar global.
“Kenapa harus digital? ke depan perekonomian Indonesia adalah teknologi dan pandemi covid-19 ini mengakibatkan percepatannya penggunaan teknologi,”ujarnya.
Terutama yang berbasis mobile kepada hal-hal yang produktif. Bagi UMKM hal tersebut berdampak positif terutama pada akses pemasaran.
Selanjutnya, ia menjelaskan berbagai tantangan pademi covid-19 terhadap ekonomi global dan nasional antara lain adalah perubahan pola perdagangan global, kerjasama perdagangan internasional tidak berjalan efektif diakibatkan penetapan kebijakan lockdown di beberapa negara untuk mencegah penyebaran covid-19.
“Kemudian ancaman resesi ekonomi global, perubahan pola konsumsi masyarakat selama pada pandemi covid-19, dimana terjadi peningkatan penggunaan belanja online, serta daya beli masyarakat melemah karena banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta terhentinya aktivitas UMKM dan sektor informal akibat covid-19,” ujarnya.
Menurutnya, UMKM sebagai salah satu sektor yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kinerja ekspor. Pentingnya peran UMKM terhadap perekonomian nasional dapat dilihat sebagai sektor dengan 64 juta usaha yang menyerap 120 juta tenaga kerja.
“Sehingga pertumbuhan yang terjadi pada sektor ini dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan video pilihan berikut ini:
4 Strategi Sinergi BI Dorong UMKM Diterima di Pasar Global
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) bersinergi dengan banyak pihak guna mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menembus pasar global. Empat fokus sinergi telah disiapkan bank sentral untuk mewujudkan target tersebut.
Pertama, sinergi diplomasi ekonomi bersama Kementerian Luar Negeri. Mekanismenya dengan memaksimalkan fungsi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang tersebar di berbagai negara mitra untuk membuka pasar bagi UMKM.
"Kemarin juga kami telah meminta bantuan Ibu Menlu Retno (Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) di seluruh dunia untuk terus menggebrak, dengan membuka pasar UMKM di seluruh dunia," jelas Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Wajiyo dalam webinar, Minggu (30/8/2020).
Kedua, mendorong kesesuaian produk UMKM dengan menjaga kontinuitas dan kualitas produk. Sehingga produk UMKM domestik dapat diterima pasar global karena telah bersandar internasional.
Ketiga, mendorong sebanyak mungkin pelaku UMKM memanfaatkan layanan digitalisasi. Melalui digitalisasi diyakini dapat memperluas akses pasar yang berimbas pada peningkatan omset penjualan.
Terakhir, transformasi dalam pembiayaan melalui dukungan sistem pembayaran QRIS (QR Code Indonesian Standard). Adanya transformasi pembiayaan berbasis digital diharapkan akan meningkatkan efisiensi pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya.
"Kami terus bikin dan dorong digitalisas melalui sitem pembayaran semakin banyak dengan QRIS untuk UMKM seluruh nusantara," imbuh dia.
Advertisement