2.030 Pekerja Hulu Migas Positif Covid-19, Terbanyak di Pertamina Hulu Mahakam

Sebanyak 2.030 pekerja hulu migas terkonfirmasi positif Covid-19 hingga 28 September 2020.

oleh Athika Rahma diperbarui 30 Sep 2020, 13:57 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 13:55 WIB
SKK Migas Berikan Insentif Khusus ke KKKS di Tengah Pandemi Covid-19
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (Dok. Humas SKK Migas)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyatakan, sebanyak 2.030 pekerja hulu migas terkonfirmasi positif Covid-19 hingga 28 September 2020.

Dalam materi paparan SKK Migas pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9/2020), terdapat 1.283 orang yang sudah dinyatakan sembuh dari virus ini.

"Kemudian dalam isolasi dan perawatan 738 orang, yang meninggal 9 orang. Ini data terakhir September 2020," ujar Dwi dalam rapat virtual.

Dijelaskan, kasus Covid-19 di lapangan ini terjadi tanpa gejala (kurang dari 50 persen). Jumlah pekerja hulu migas yang terpapar ini diketahui melalui rapid test, swab test dan PCR.

Selain itu, kasus Covid-19 paling tinggi terjadi di PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yaitu sebanyak lebih dari 300 orang, kemudian BP Berau Ltd, PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

Saksikan video pilihan berikut ini:

Update 30 September: 33,5 Juta Orang di Dunia Positif COVID-19, 23,3 Juta Pulih

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Kasus Virus Corona COVID-19 dikonfirmasi di Iran telah melampaui 450.000 pada 29 September 2020. Dalam 24 jam terakhir, Iran mencatat hingga 3.677 infeksi, menurut pernyataan juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Sima Sadat Lari kepada stasiun televisi pemerintah, ketika total kematian di negara tersebut melonjak menjadi 25.986.

Menurut Sima Sadat Lari, 207 orang telah meninggal dunia dalam 24 jam terakhir di Iran akibat COVID-19, dan total kasus infeksi mencapai 453.637, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (30/9/2020).

 

Virus Corona COVID-19 diketahui telah melonjak di hampir semua 31 provinsi di Iran. Tetapi pada pekan lalu, Presiden Hassan Rouhani mengatakan bahwa pemerintahannya tidak berencana untuk memberlakukan lockdown total meskipun jumlah kasus masih meningkat.

Kendati demikian, otoritas Iran menyatakan beberapa langkah pembatasan akan diberlakukan kembali di Teheran dan beberapa kota lain yang diklasifikasikan sebagai zona "merah", yang merupakan kategori tertinggi dalam skala risiko COVID-19 di negara tersebut. 

Negara yang memiliki jumlah kematian akibat COVID-19 tertinggi di kawasan Timur Tengah itu telah melonggarkan pembatasan untuk penerapan aktivitas normal pada April 2020 dalam upaya memulihkan ekonominya.

Sementara itu, pejabat kesehatan telah berulang kali memperingatkan bahwa pelonggaran pembatasan dapat menyebabkan peningkatan infeksi.

Infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada Rabu (30/9/2020 per pukul 11.58 WIB telah mencapai 33.561.081 kasus. 23.301.262 di antaranya telah dinyatakan sembuh berdasarkan COVID-19 Dashboard by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University.

Sebanyak 1.006.576 orang di dunia tercatat telah meninggal dunia akibat COVID-19, seperti dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya