Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memproyeksikan sektor penerbangan, pariwisata, dan hotel baru bisa pulih atau kembali normal di 2023 dan 2024. Dengan begitu, tantangan ekonomi Indonesia di tahun depan masih akan berat.
“untuk beberapa sektor seperti penerbangan, pariwisata dan hotel malah proyeksi tekanannya masih akan terus berlangsung melebihi tahun depan. Di 2023 atau 2024 baru bisa normal lagi,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, kepada Liputan6.com, Kamis (5/11/2020).
Baca Juga
Menurutnya, tantangan yang harus dihadapi oleh sektor industri sepanjang tahun depan masih sangat berat. Ia mengakui bahwa pemulihan ekonomi Indonesia ke ke level sebelum pandemi covid-19 perlu proses panjang.
Advertisement
“Kami perkirakan sekitar 50 persen pelaku usaha dari berbagai sektor masih akan tertekan sepanjang tahun depan dan angka ini bisa lebih tinggi bila vaksin lebih lambat ditemukan atau didistribusikan,” ujarnya.
Jika masih terdapat masalah lain pada vaksin maka pemerintah tidak bisa menciptakan perbaikan kepercayaan diri masyarakat yang cukup signifikan untuk melakukan ekspansi kegiatan ekonomi kembali.
Pada kuartal III 2020, ekonomi Indonesia minus 3,49 persen. Hal ini membuktikan peran pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 masih belum baik. Jika dibandingkan dengan China yang bisa keluar dari krisis dalam 1 kuartal sangat jauh.
“Kondisi kita sangat jauh berbeda dengan China yang bisa keluar dari krisis dalam 1 kuartal, karena supporting factor-nya tidak sama dan kemampuan ekonomi kita tidak sekuat itu untuk membendung pandemi,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Iklim Positif
Apalagi confidence pasar global terhadap iklim usaha Indonesia dan level produktivitas ekonomi Indonesia juga lebih rendah. Karena itu, jika Indonesia tidak bekerja keras menciptakan iklim ekonomi yang positif, maka Indonesia akan tetap terpuruk.
Namun jika Indonesia terus menerus menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat dan pelaku usaha serta terus meningkatkan produktivitas di sektor-sektor ekonomi yang masih potensial di saat krisis, maka kemungkinan sedikit demi sedikit perekonomian Indonesia bisa pulih kembali.
“Kondisi technical recession ini bisa berkepanjangan karena cukup sulit bagi Indonesia untuk bisa memacu kinerja dan produktivitas ekonomi nasional selama pandemi masih berlangsung, karena kenyataannya peningkatan confidence konsumsi masyarakat tidak bisa diciptakan hanya dengan stimulus-stimulus konsumsi,” pungkasnya.
Advertisement