Apindo: Butuh 3 Juta Lapangan Pekerjaan untuk Kembalikan Pertumbuhan Ekonomi

Butuh lebih dari tiga juta lapangan kerja untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level pra-Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2020, 13:06 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 13:05 WIB
20161107-Ekonomi-RI-Jakarta-AY
Suasana gedung bertingkat nampak dari atas di kawasan Jakarta, Senin (7/11). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2016 mencapai 5,02 persen (year on year). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, butuh lebih dari tiga juta lapangan kerja untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke level pra-Covid-19. Sehingga dapat menstimulus tingkat daya beli konsumsi rumah tangga dari pasar domestik.

"Apabila kinerja ekonomi Indonesia ingin dikembalikan sebelum pra-Covid-19. Indonesia minimal harus menciptakan lebih dari 3 juta lapangan kerja untuk mengembalikan daya beli masyarakat ke level sebelum pandemi," tuturnya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Kamis (26/11).

Shinta mengatakan, lesuhnya ekonomi nasional di masa kedaruratan kesehatan ini lebih disebakan oleh turunnya permintaan konsumsi rumah tangga. Salah satunya, akibat turunnya daya beli setelah banyak tenaga kerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Padahal, konsumsi domestik ini driver ekonomi nasional supaya bisa pulih ke level sebelum pandemi," imbuh dia.

Oleh karena itu, pihaknya meminta saat ini pemerintah untuk segera menyediakan lapangan kerja guna menstimulus tingkat daya beli masyarakat. Alhasil diyakini dapat memutus tren negatif pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berlangsung selama dua kuartal berturut-turut pada tahun ini.

"Memang untuk menyerap pekerja sangat berat. Tapi ini agar ekonomi nasional supaya bisa pulih ke level sebelum pra-Covid-19," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan pada perekonomian dan ketenagakerjaan. Di mana, ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19.

Rinciannya, pengangguran karena pandemi Covid-19 sebesar 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena pandemi Covid-19 sebesar 0,76 juta orang. Lalu, tidak bekerja karena pandemi Covid-19 sebesar 1,77 juta orang, dan yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.

"Pandemi yang terjadi selama ini menyebabkan kenaikan jumlah pengangguran menjadi 9,7 juta orang dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen di Indonesia," kata Menaker Ida saat menjadi keynote speaker pada Peluncuran Hasil Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Perluasan Kesempatan Kerja dan Implikasinya, Selasa (24/11).

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Gubernur BI: New UMKM jadi Sumber Pertumbuhan Baru Ekonomi Indonesia

FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2020 Minus 5,32 Persen
Anak-anak bermain di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Bank Indonesia kembali menggelar Festival Karya Kreatif Indonesia Sesi III tahun 2020. Mengangkat tema UMKM Sahabat Milenial, acara ini digelar secara virtual pada 20-22 November 2020.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan acara ini diselenggarakan sebagai bentuk nyata bank sentral melakukan sinergi kuat antara pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk perekonomian nasional.

"Penyelenggaraan ini wujud nyata Bank Indonesia dan sinergi kuat dengan pemerinta dan pemangku kepentingan," kata Perry dalam pembukaan acara Karya Kreatif Indonesia, Jakarta, Jumat (20/11)

Dia menuturkan kegiatan ini dilakukan dengan mengutamakan 3 pilar. Pertama, korporatisasi sebagai upaya untuk penguatan kelembagaan UMKM.

"Korporatisasi sebagai upaya untuk penguatan kelembagaan UMKM," kata Perry.

Kedua, kapasitas yang diarahkan pada peningkatan UMKM dalam penciptaan nilai tambah termasuk melalui digitalisasi. Ketiga, pembiayaan untuk perluasan akses keuangan UMKM.

Perry menambahkan di era adaptasi kebiasaan baru (new normal) ini, akselerasi digitalisasi membuat UMKM memiliki wajah baru. Era New UMKM ini diharapkan bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia.

"New UMKM sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi kita menuju Indonesia baru," kata Perry.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona
Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya