Proses Vaksinasi Covid-19 Lancar, Industri Manufaktur Bisa Tumbuh 3,95 Persen di 2021

Seluruh subsektor industri manufaktur akan mampu tumbuh positif di tahun mendatang jika wabah virus corona dapat terkendali dengan baik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Des 2020, 16:25 WIB
Diterbitkan 28 Des 2020, 16:24 WIB
20151117-Mengintip Proses Perakitan All New Kijang Innova di Pabrik Toyota TMMIN-Karawang
Foto yang diambil pada 16 November 2015 memperlihatkan pekerja tengah menyelesaikan produksi All News Kijang Innova di Pabrik TMMIN Karawang. Mobil baru tersebut akan memberi warna baru pada perkembangan pasar MPV dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan industri manufaktur akan tumbuh positif pada 2021. Prediksi ini diasumsikan terjadi bila pandemi Covid-19 dapat teratasi.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memperkirakan, target pertumbuhan tersebut bakal tercapai jika penemuan vaksin Covid-19 dapat terealisasi di awal tahun depan.

"Dengan asumsi pandemi Covid-19 dapat dikendalikan, tentu dengan sudah ada vaksin salah satunya, sehingga aktivitas ekonomi sudah kembali pulih, kami memproyeksikan pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia pada 2021 akan tumbuh 3,95 persen, mendekati 4 persen," terangnya dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2020 secara virtual, Senin (28/12/2020).

Agus Gumiwang pun optimistis, seluruh subsektor industri manufaktur akan mampu tumbuh positif di tahun mendatang jika wabah virus corona dapat terkendali dengan baik.

Di sisi lain, ia juga tak memungkiri pertumbuhan industri manufaktur masih akan mengalami kontraksi sebesar 2,22 persen pada 2020.

Namun demikian, menurut catatannya, tren perbaikan industri manufaktur sudah mulai muncul pada kuartal III 2020. Diharapkan perbaikan ini terus berlanjut hingga kuartal IV 2020.

"Walaupun dalam 2 kuartal terakhir mengalami perbaikan, tetap akan terkontraksi dengan perbaikan pertumbuhan sebesar -2,22 persen. Ini proyeksi kami di penghujung tahun 2020 nanti yang tinggal beberapa hari," ujar Agus.

Adapun beberapa subsektor industri tetap diproyeksikan tumbuh positif hingga tutup tahun 2020 ini. Antara lain industri kimia, farmasi dan obat Tradisional sebesar 14,96 persen.

Lalu industri pengolahan, jasa reparasi serta pemasangan mesin dan peralatan sebesar 1,15 persen, hingga industri makanan dan minuman sebesar 0,66 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Investasi Manufaktur Dipatok Tembus Rp 323 Triliun di 2021

Pabrik Baru Milik Mitsubhisi-Bekasi- Angga Yuniar-20170425
Suasana perakitan mobil di PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI), Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4). Menempati luas area 30 hektar, pabrik MMKI telah mulai memproduksi Pajero Sport & small-MPV Mitsubishi.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan realisasi investasi di sektor industri manufaktur pada 2021 bisa mencapai Rp 323,56 triliun.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, proyeksi ini didukung upaya pemerintah dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat dampak pandemi Covid-19.

 

"Investasi diperkirakan menjadi faktor penggerak pertumbuhan industri di tahun 2021," kata Agus Gumiwang dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2020 secara virtual, Senin (28/12/2020).

Menurutnya, beberapa sektor dan subsektor industri masih akan jadi primadona bagi para investor di tahun depan. Seperti industri makanan dan minuman yang masih jadi idola, serta sektor logam dasar, otomotif dan elektronik.

"Ada beberapa subsektor yang kami percaya bahwa dia akan tumbuh, bahkan ada sektor tumbuh menyamping, lebih tinggi dari sektor lain. Dan ini sektor-sektor yang pasti kami proyeksikan akan dapat perhatian lebih besar dari calon investor," ujarnya.

Dia juga memberikan perhatian khusus bagi sektor industri otomotif yang diperkirakan akan semakin kuat berkat program kendaraan listrik yang dicanangkan pemerintah.

"Otomotif pasti jadi kekuatan kita, apalagi kita dorong kendaraan bermotor berbasis baterai dan listrik di mana kita ada bahan baku nikel besar," sambungnya.

Begitu juga dengan sektor industri alat kesehatan dan farmasi, yang kini kebutuhannya selama pandemi Covid-19 sangat besar. Agus Gumiwang pun mencium potensi pendapatan lebih di sektor tersebut.

"Barangkali, in term of size-nya, pertumbuhannya tidak sebesar dari sektor-sektor lain. Tapi kami harapkan pertumbuhan investasinya, dilihat dari presentasi dibandingkan periode-periode sebelumnya akan kami dorong agar bisa tumbuh jauh lebih cepat," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya