Telan Biaya Rp 79 M, Pembangunan Underpass Simpang Bulak Kapal Capai 14,6 Persen

Kementerian PUPR terus bekerja untuk menyelesaikan pembangunan Underpass Bulak Kapal di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jan 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2021, 20:00 WIB
Proyek Underpass Simpang Bulak Kapal
Proyek Underpass Simpang Bulak Kapal. (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus bekerja untuk menyelesaikan pembangunan Underpass Bulak Kapal di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Menyusul keberadaan underpass ini sangat dinantikan masyarakat untuk mengurai simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas dari empat arah yakni dari dan menuju Jalan Ir Juanda, Jalan Joyo Martono, Jalan Pahlawan, dan Jalan Diponegoro arah Tambun, Kabupaten Bekasi sekaligus akan memperlancar arus lalu lintas di perlintasan sebidang rel kereta api yang berada di sekitar simpang Bulak Kapal.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien.

Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.

"Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian," kata Menteri Basuki dalam pernyataannya, Sabtu (9/1).

Simpang Bulak Kapal menjadi simpul kepadatan lalu lintas di wilayah Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur. Persimpangan ini merupakan titik temu arus kendaraan dari Kabupaten Bekasi-Kota Bekasi (Jalan Ir Juanda), pintu masuk Tol Bekasi Timur (Jalan Joyo Martono), Perumnas 3 (Jalan Pahlawan), dan Tambun atau Jalur Pantura (Jalan Diponegoro).

Pembangunan underpass akan menambah kapasitas jalan existing simpang Bulak Kapal dari semula 4 lajur menjadi 6 lajur serta menghilangkan persimpangan sebidang Bulak Kapal antara Jalan Ir Juanda dengan Jalan Joyo Martono-Jalan Pahlawan.

Dengan hilangnya persimpangan sebidang tersebut, diharapkan arus lalu lintas yang dari arah Bekasi maupun Tambun tidak mengalami hambatan atau kemacetan di simpang Bulak Kapal.

Selain itu, untuk arus lalu lintas dari arah Jalan Joyo Martono dan Jalan Pahlawan tidak mengalami hambatan atau tundaan akibat lalu lintas yang dari Bekasi atau Tambun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Progres Konstruksi

Anies Baswedan Singgung Amdal Lalin Proyek DKI
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di samping proyek pembangunan underpass Mampang, Jakarta, Senin (6/11). Anies beranggapan, tak terdapatnya amdal lalin beresiko pada kemacetan parah di titik-titik pembangunan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Underpass Bulak Kapal mulai dibangun sejak tanggal kontrak 24 September 2020 dengan masa pelaksanaan 540 hari kalender hingga 17 Maret 2022. Adapun saat ini progres konstruksinya telah mencapai 14,6 persen atau lebih cepat dari rencana 10,8 persen.

Biaya pembangunan underpass bersumber dari APBN (SBSN) sebesar Rp 79,3 miliar yang dianggarkan secara Multy Years Contract (MYC) TA 2020-2022. Underpass ini dikerjakan oleh kontraktor PT Modern Widya Tehnical, sementara untuk konsultan supervisi oleh PT. Daya Creasi Mitrayasa, PT. Ciriatama Nusawidya Consult, dan PT. Parama Karya Mandiri (KSO).

Secara konstruksi, Underpass Bulak Kapal memiliki struktur bore pile dengan panjang terowongan utama 690 meter, terdiri dari 2 lajur dengan lebar masing-masing lajur 3,5 meter.

Underpass ini dilengkapi dengan frontage sepanjang 930 meter dengan lebar jalan 6 meter. Untuk mengantisipasi terjadinya genangan air saat turun hujan, konstruksi underpass ini dilengkapi dengan rumah pompa dan rumah jaga serta menggunakan sistem drainase samping (side drain) yang dialirkan ke drainase jalan menggunakan pompa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya